Berita Terkini Nasional

Wakil Ketua DPR RI Minta Maaf Usai Sebut Tak Perlu Ahli Gizi untuk MBG

Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal akhirnya minta maaf setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dalam program MBG.

Editor: Kiki Novilia
KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
MINTA MAAF - Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua DPR RI. Ia minta maaf setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dalam program MBG. 
Ringkasan Berita:
  • Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal minta maaf setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Lewat unggahan Instagram miliknya, ia mengaku tidak bermaksud menyinggung profesi ahli gizi serta membuka aspirasi seluas-luasnya demi MBG yang lebih baik. 
  • Hal ini bermula saat dirinya mengaku tidak butuh ahli gizi di acara bertajuk Rapat Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal akhirnya minta maaf setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Lewat unggahannya di Instagram @Cucun_Center, ia menyampaikan permohonan maaf. Politisi PKB itu pun menegaskan tidak pernah bermaksud menyinggung profesi ahli gizi. 

“Saya menyampaikan permohonan maaf apabila dinamika pembahasan di dalam ruangan terkait tuntutan aspirasi sempat menjadi konsumsi publik dan dianggap menyinggung profesi ahli gizi,” kata Cucun, dikutip dari Kompas, Selasa (18/11/2025).

Cucun mengklaim bahwa DPR tetap memperhatikan seluruh aspirasi publik.

“Setiap aspirasi yang disampaikan sangat berarti bagi penguatan program Presiden RI Prabowo yang begitu luar biasa dalam mempersiapkan masa depan dan kualitas generasi penerus bangsa,” ucapnya.

Ia pun mengaku sudah berdiskusi dengan Ketua Persagi.

“Saya sudah sampaikan di media sosial saya. Bahkan, semalam kita diskusi sama Ketua Persagi. Pemikiran-pemikiran beliau luar biasa tadi dibahas di sini. Tadi juga di awal pertemuan sudah kita sampaikan,” ujarnya.

Kronologi Kejadian

Hal ini berawal saat seorang peserta yang memberikan solusi terkait kesulitan dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencari ahli gizi. Kejadiannya dalam acara bertajuk Rapat Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Disisi lain, permasalahan ini pun sempat disampaikan Kepala BGN, Dadan Hindayana saat rapat bersama dengan Komisi IX DPR pada Rabu (12/11/2025) lalu. Ia meminta pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan gizi, maka jangan disebut sebagai ahli gizi.

"Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi. Tetapi cukup sebagai posisi pengawas produksi dan kualitas atau QA (quality assurance) atau QC (quality control)," ujarnya. 

Kemudian, peserta itu turut memberikan solusi lain di mana BGN bisa menggandeng Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk memenuhi kebutuhan ahli gizi di tiap SPPG.

"Nanti mungkin ke depannya, BGN bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi Persagi," katanya.

Peserta itu juga mengingatkan jika nantinya BGN merekrut ahli gizi yang tidak berlatar belakang pendidikan gizi, maka makanan yang diberikan kepada penerima manfaat dikhawatirkan tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.

Selain Persagi, peserta tersebut juga menyarankan BGN bisa turut menggandeng organisasi profesi lain yakni Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).

Tidak Terima Diberi Solusi

Belum selesai peserta tersebut berbicara, Cucun tiba-tiba memotongnya. Perdebatan antara Cucun dan peserta konsolidasi pun terjadi.

Menurut Cucun, peserta tersebut telah berbicara terlalu lama. "Itu kan terkait profesi kamu. Cukup ya? Kamu itu (bicaranya) terlalu panjang. Yang lain kasihan," jawab Cucun.

"Boleh satu lagi (memberikan solusi)?" timpal peserta itu lagi.

"Udah, udah cukup," jawab Cucun lagi.

Kemudian, peserta tersebut diminta untuk duduk oleh Cucun. Lantas, politikus PKB itu menyebut segala kebijakan termasuk soal perlu atau tidaknya ahli gizi dalam program MBG diputuskan olehnya selaku Wakil Ketua DPR.

"Saya nggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya," ujarnya.

Dia lantas menyebut bakal rapat dengan BGN untuk mengubah diksi ahli gizi dalam program MBG. Cucun mengatakan diksi tersebut bakal diganti menjadi 'tenaga yang menangani gizi'.

Dengan perubahan tersebut, Cucun menegaskan BGN tidak perlu lagi merekrut ahli gizi untuk program MBG.

"Tidak perlu ahli gizi. Cocok nggak? Nanti saya selesaikan di DPR," tuturnya.

Menurut Cucun, ahli gizi nantinya bisa diganti dengan orang yang lulusan SMA dan diberi pelatihan tiga bulan terkait gizi. Dia menyebut mereka yang mengikuti pelatihan tersebut akan diberi sertifikat dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

"Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP. (Program MBG) tidak perlu kalian (ahli gizi) yang sombong seperti ini," ujarnya.

Hingga Minggu pagi pukul 08.30 WIB, video ini telah ditonton sebanyak 619 ribu kali, disukai 31.600 orang, dan dikomentari 1.563 kali. Bahkan, akun TikTok Gerindra turut mengomentari pernyataan Cucun tersebut.

"Bahaya banget itu ngomongnya. Anggota DPR RI itu yang ngomong, bukan dari BGN," tulisnya.

Berita selanjutnya Anggota DPRD Lampung Tak Setuju MBG Diganti Bantuan Uang, Mikdar: Tujuannya Beri Gizi

Sumber: Kompas.com
Tags
MBG
Gizi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved