Berita Terkini Nasional

Wakil Ketua DPR Sebut Tak Butuh Ahli Gizi untuk MBG, Bakal Latih Lulusan SMA 3 Bulan

Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menuai kontroversi setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi untuk program MBG.

Editor: Kiki Novilia
Istimewa
TOLAK AHLI GIZI - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menuai kontroversi setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Ringkasan Berita:
  • Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menuai kontroversi setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Menurut Cucun, ahli gizi nantinya bisa diganti dengan orang yang lulusan SMA dan diberi pelatihan tiga bulan terkait gizi.
  • Hal ini terungkap saat Cucun menjadi pembicara dalam acara bertajuk Rapat Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menuai kontroversi setelah menyebut tidak membutuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal ini terungkap saat Cucun menjadi pembicara dalam acara bertajuk Rapat Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ia berapi-api menolak menggunakan jasa ahli gizi. 

Menurut Cucun, ahli gizi nantinya bisa diganti dengan orang yang lulusan SMA dan diberi pelatihan tiga bulan terkait gizi. Dia menyebut mereka yang mengikuti pelatihan tersebut akan diberi sertifikat dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

"Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP. (Program MBG) tidak perlu kalian (ahli gizi) yang sombong seperti ini," ujarnya dikutip TribunJakarta pada Selasa (18/11/2025).

Kronologi Kejadian

Hal ini berawal saat seorang peserta yang memberikan solusi terkait kesulitan dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencari ahli gizi.

Disisi lain, permasalahan ini pun sempat disampaikan Kepala BGN, Dadan Hindayana saat rapat bersama dengan Komisi IX DPR pada Rabu (12/11/2025) lalu. Ia meminta pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan gizi, maka jangan disebut sebagai ahli gizi.

"Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi. Tetapi cukup sebagai posisi pengawas produksi dan kualitas atau QA (quality assurance) atau QC (quality control)," ujarnya. 

Kemudian, peserta itu turut memberikan solusi lain di mana BGN bisa menggandeng Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk memenuhi kebutuhan ahli gizi di tiap SPPG.

"Nanti mungkin ke depannya, BGN bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi Persagi," katanya.

Peserta itu juga mengingatkan jika nantinya BGN merekrut ahli gizi yang tidak berlatar belakang pendidikan gizi, maka makanan yang diberikan kepada penerima manfaat dikhawatirkan tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.

Selain Persagi, peserta tersebut juga menyarankan BGN bisa turut menggandeng organisasi profesi lain yakni Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).

Tidak Terima Diberi Solusi

Belum selesai peserta tersebut berbicara, Cucun tiba-tiba memotongnya. Perdebatan antara Cucun dan peserta konsolidasi pun terjadi.

Menurut Cucun, peserta tersebut telah berbicara terlalu lama. "Itu kan terkait profesi kamu. Cukup ya? Kamu itu (bicaranya) terlalu panjang. Yang lain kasihan," jawab Cucun.

"Boleh satu lagi (memberikan solusi)?" timpal peserta itu lagi.

"Udah, udah cukup," jawab Cucun lagi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Tags
MBG
DPR
Gizi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved