Berita Terkini Nasional

Cerita Ibu Kiandra Ramadhipa, Pebalap 15 Tahun asal Sleman Juara di Catalunya

Pebalap muda asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta itu meraih podium pertama dalam European Talent Cup (ETC) Catalunya 2025.

KOMPAS.com/Aditya Maulana
SENSASIONAL – Muhammad Kiandra Ramadhipa (tengah), pebalap asal Sleman, berhasil naik podium pertama ajang European Talent Cup di Catalunya, Barcelona, Spanyol, Minggu (2/11/2025) lalu. 

Tribunlampung.co.id, Sleman - Muhammad Kiandra Ramadhipa membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol, Minggu (2/11/2025). 

Pebalap muda asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta itu meraih podium pertama dalam European Talent Cup (ETC) Catalunya 2025. 

Dalam balapan tersebut, remaja yang biasa disapa Rama ini menang dengan cara sensasional. 

Memulai start dari posisi ke-24, pebalap kelahiran 4 Desember 2009 ini berhasil mengunci finis pertama. 

Perjalanan Rama menuju podium tertinggi di ETC Catalunya 2025 tidaklah mudah. 

Ia memulai balapan dari posisi ke-24, sebuah posisi yang sangat tidak menguntungkan akibat penalti yang dijatuhkan kepadanya. 

Penalti diberikan karena pebalap 15 tahun ini sempat melaju terlalu pelan saat sesi kualifikasi, bersama dengan sembilan pebalap lainnya. 

Rama sendiri mengakui bahwa posisi start yang jauh di belakang itu adalah kesalahannya. 

Namun, hukuman tersebut justru menjadi pemicu semangatnya untuk menunjukkan kemampuan terbaik di lintasan. 

Kondisi ini membuktikan bahwa tekanan justru dapat memacu Rama untuk tampil lebih maksimal dalam setiap balapan.

Sejak start, Rama langsung tancap gas. Pebalap Honda Asia-Dream Racing Junior Team ini secara perlahan namun pasti menyalip satu demi satu lawan di depannya.

Kondisi balapan yang kacau akibat banyaknya pebalap terjatuh berhasil dimanfaatkan dengan sempurna oleh Rama. 

Ia mampu menembus posisi 20 besar hanya dalam beberapa putaran awal balapan.

Kepercayaan diri Rama semakin meningkat setelah berhasil merangsek ke posisi delapan pada pertengahan lomba. 

Statusnya sebagai rookie terbaik Asia Talent Cup 2024 terbukti bukan tanpa alasan di ajang ETC Catalunya 2025 ini.

Empat lap terakhir menjadi panggung utama bagi Rama untuk menunjukkan kemampuannya. 

Dengan kecepatan dan ketenangan luar biasa, ia merangsek ke posisi terdepan dan memimpin balapan.

Persaingan sengit pun terjadi di lap terakhir ketika Carlos Cano, sang juara bertahan, mencoba merebut posisi pertama. 

Keduanya bergantian memimpin hingga tikungan terakhir, menciptakan momen yang sangat menegangkan bagi para penonton.

Ketegangan memuncak menjelang garis finis, di mana Rama menunjukkan keberanian dan strategi matang. 

Ia berhasil menyalip kembali dan finis pertama dalam duel yang sangat dramatis.

Rama mengunci podium pertama dengan selisih waktu supertipis, hanya 0,007 detik dari posisi kedua. 

Seusai balapan, Rama langsung sujud syukur dan mempersembahkan kemenangan ini untuk Indonesia.

Balapan sejak Belia

Ibu Rama, Lusiana Yunita bercerita, putranya sudah mulai balapan sejak belia, tepatnya usia empat tahun. 

"Rama itu balapnya dari umur empat tahun. Karena ayahnya sendiri dulu pebalap juga, jadi memang ikut ayahnya," ucap Lusiana saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Rabu (5/11/2025). 

Rama sering ikut dengan ayahnya, M Yuki Arafat, yang seorang pebalap. Menurut Lusiana, putranya itu memiliki rasa ingin tahu yang besar. Hal ini yang mendorong Rama mulai mencoba merasakan berlatih balap.

"Anaknya itu ingin tahu, jadi memang ayahnya lebih ke ya udah dicoba. Ternyata anaknya ada progres-progres, terus sampai sekarang," urainya. 

Rama dilatih langsung oleh sang ayah, dalam sepekan bisa latihan lima sampai enam kali seusai pulang sekolah. Rama memulai latihan balap dengan motor bermesin pemotong rumput. Sebab saat itu, tubuh Rama tergolong kecil. 

"Mungkin bapaknya masih takut ya, karena dulu itu Rama kecil banget. Jadi masih, takut coba pakai mesin pemotong rumput, ternyata anaknya bisa," urainya.  

Lokasi latihan Rama pun tidak hanya di satu tempat. Rama meningkatkan kemampuanya dengan berlatih di halaman Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Sirkuit Boyolali, Sirkuit Mijen, Semarang hingga area Pasar Sapi, Siyono, Gunungkidul. 

Meski hari-hari disibukan dengan sekolah dan latihan, Rama tidak pernah sekalipun mengeluh atau merasa bosan dengan rutinitasnya. "Rama itu tipe anak yang kalau sehari nggak gerak itu nggak bisa. Rama itu anak yang aktif, setiap hari latihan. Jadi pagi sebelum sekolah itu dia sepedaan minimal 50 kilo. Pulang sekolah latihan," urainya.

Kedua orangtua Rama selalu mengelar doa bersama di rumah sebelum balapan dimulai. "Biasanya sebelum Rama mau berangkat, kita mengadakan pengajian. Jadi kayak bancakan," ucapnya.

Sebelum race, putranya juga selalu menghubungi melalui video call. Hal itu juga dilakukan oleh Rama pada saat akan race di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol beberapa waktu lalu.

"Kalau video call kemarin lebih ke menguatkan dia sih, karena dia kemarin kan melakukan kesalahan (sehingga start posisi 24). Jadi kita lebih ke udah nggak papa gas aja. Kalau memang nanti rezekinya juara, ya juara. Kalau misalnya memang nggak, ya sudah," tuturnya.

Lusiana mengungkapkan, sesudah race di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol, putranya juga langsung telepon untuk memberi tahu sang ibu jika berhasil finis di urutan pertama. "Sesudah race dia langsung telepon. Ya cuman bilang, bisa mah, kakak bisa juara satu, sambil nangis," urainya. 

Menyaksikan putranya memacu kecepatan di sirkuit menjadi satu hal yang menegangkan bagi Lusiana. Sebagai seorang ibu, ia selalu menyaksikan putranya berlaga. 

Tak hanya menonton, ibu tiga orang anak ini juga seperti menjadi penganalis bagi putranya. Ia menonton putranya melalui beberapa layar, mulai dari TV, laptop hingga handphone.

"Saya nonton itu empat layar, TV, laptop, handphone dua. TV-nya yang YouTube, satu laptop datanya dia per lap, satu untuk kekuatan motornya dia. Harus, karena per race kita harus melaporkan progresnya ke Astra," ucapnya.  

Lusiana mengatakan, Rama memiliki impian bisa berlaga di MotoGP.

"Kalau target pastinya MotoGP, tapi kan nggak bisa kita muluk-muluk juga. Yang penting kita berproses. Kalau memang nanti rezekinya, bertahap ya alhamdulillah," ujar Lusiana. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved