23 Balita di Kampung Buyut Udik Gizi Buruk, Ini Jawaban Bupati Lampung Tengah
Kampung Buyut Udik menjadi salah satu dari 60 kampung yang dipriotaskan penangangannya tahun ini juga.
Penulis: syamsiralam | Editor: muhammadazhim
ilustrasi gizi buruk
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, GUNUNGSUGIH - Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Kependudukan dan Keluarga Besar (KB) Kemenkes RI, Siti Alfiah mengunjungi Kampung Buyut Udik, Rabu (25/4).
Kedatangan Siti Alfiah untuk memantau langsung program stunting (gizi buruk) yang dijalankan di Lampung Tengah.
"Karena melalui Kemenkeu, PMK, dan TNP2K, Lamteng (Kampung Buyut Udik) masuk dalam 100 kabupaten/kota yang utama, untuk disegerakan penanganan kasus stuntingnya.
Baca: Ternyata Cicit RA Kartini Hidup Sengsara, Ada Dua Orang Jadi Tukang Ojek
Baca: Heboh Video Unta dan Gajah Berenang di Laut, Netizen Sebut Peringatan dari Tuhan
Selain itu, Kampung Buyut Udik menjadi salah satu dari 60 kampung yang dipriotaskan penangangannya tahun ini juga," ujar Siti Alfiah.
Siti Alfiah menyebutkan, Indonesia masuk menjadi salah satu jumlah penderita stunting tertinggi di dunia saat ini.
Untuk itu, Kemenkes menargetkan jumlah penderita yang saat ini sekitar 35 ribu menjadi di bawah 25 ribu di seluruh indonesia.
Dinas Kesehatan Lampung Tengah melalui Puskemas Gunungsugih mengklaim saat ini penderita stunting (gizi buruk) di Kampung Buyut Udik hanya 23 orang.
Baca: Sempat Ditolak Beberapa Rumah Sakit, Ibu Muda Akhirnya Meninggal di Ambulans Usai Melahirkan
Baca: Kisah Gojek Ditipu Order Go-Food Fiktif, Ayam Kremes Dimakan Sendiri, Go-Pay Rp 100 Ribu Melayang
Jumlah itu jauh menurun dibandingkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2013, yang menyebutkan jika di kampung tersebut ada 153 penderita gizi buruk.
Kepala Puskesmas Gunungsugih, Yanti Nilawati, kemarin menjelaskan, pihaknya melakukan berbagai upaya penyembuhan untuk mengurangi penderita gizi buruk, seperti melibatkan berbagai unsur masyarakat.
"Kami menggunakan dua pendekatan penanggulangan gizi buruk, yakni spesifik dan sensitif sehingga jumlah penderita mampu ditekan.
Pendekatan spesifik yakni dinas kesehatan bersama organisasi kesehatan lain seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dengan memberikan program ASI eksklusif serta membantu tumbuh kembang balita.
Dengan KB melakukan pemberian implan gratis, dan dengan PPNI melakukan khitan massal," kata Yanti Nilawati.
Kemudian dilakukan program peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui Dinas Pendidikan, dengan program pemberian tablet penambah darah, dan penyuluhan-penyuluhan pola hidup sehat di sekolah-sekolah.
"Pendekatan sensitif kita bekerja sama dengan Lapas Kelas III Gunungsugih dan Dinas Pertanian untuk program kebersihan kampung.
Serta pemberian langsung obat cacing kepada anak usia satu hingga 12 tahun," imbuhnya.
Baca: Pernah Terjerat Video Panas, Putus dari Sophia Latjuba, Kini Tunggangan Ariel Noah Lebih Ngeri
Baca: Bikin Heboh Lagi, Andika Kangen Band Pamer Video Kemesraan, Mantan Sebut Istri Ke 5
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lamteng, Loekman Djoyosoemarto menjelaskan, pihaknya sudah mengatensikan dinas dan instansi untuk memberikan perhatian terhadap kasus gizi buruk di Kampung Buyut Udik.
"Karena kita (Lamteng) ada dalam kawasan kasus gizi buruk tertinggi di Indonesia.
Untuk itu kita fokuskan guna menekan angka gizi buruk, dan hasilnya Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Gunungsugih berhasil menurunkan angkanya," jelas Loekman.(sam)