Ayo Nobar Blood Moon di Kampus Itera
GBT pada Juli ini juga berbarengan dengan fenomena puncak hujan meteor Delta Aquarid yang dapat dilihat pada arah rasi bintang Aquarius.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Fenomena blood moon akan menyambangi Indonesia, termasuk Lampung, pada 28 Juli 2018 dini hari nanti.
Baca: Jangan Lewatkan Blood Moon 27 Juli 2018, Ini 6 Langkah Memotretnya dengan Pakai Kamera Ponsel!
Jika Anda ingin menyaksikan gerhana bulan total terlama pada abad 21 ini, datang saja ke Institut Teknologi Sumatera (Itera). Kampus yang berlokasi di Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan ini akan menggelar nonton bareng (nobar) blood moon.
Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat mengamati fenomena ini menggunakan teleskop.
Sekretariat OAIL Nindhita Pratiwi mengatakan, pengunjung akan diberikan penjelasan mengenai objek yang teramati, instrumen yang digunakan, dan informasi lainnya mengenai perkembangan astronomi.
Baca: Kebakaran Motor Hebohkan Pengunjung Central Plaza
"Kegiatan ini diadakan pada tanggal 27 Juli 2018 dari pukul 20.00 WIB hingga 28 Juli 2018 pukul 06.00 WIB. Kegiatan ini terbuka untuk umum. Untuk informasi pendaftaran, silakan hubungi sekretariat OAIL," ungkap dosen program studi sains atmosfer dan keplanetan Itera ini, Minggu, 22 Juli 2018.
Nindhita mengatakan, GBT pada bulan ini lebih istimewa dari sebelumnya. Lantaran posisi bulan berada di titik terjauh dengan bumi (apogee). Sehingga bulan akan tampak lebih kecil dan menyebabkan durasi gerhana akan lebih panjang yaitu 1 jam 43 menit.
"Ini akan menjadi durasi gerhana terpanjang di abad ke-21. Selain itu, GBT bulan Juli ini bersamaan dengan terjadinya oposisi Mars, yaitu posisi Matahari-Bumi-Mars berada pada satu garis lurus di bidang tata surya, yang menyebabkan Mars berada pada jarak terdekatnya dengan bumi," terangnya.
Maka, beber Nindhita, planet Mars akan terlihat kemerahan di arah selatan bulan purnama, dan piringan Mars akan tampak lebih besar dan jadi lebih terang bagi pengamat di bumi.
Baca: Korsleting Picu Kebakaran di Rumah Pegawai Honorer Dinas PU
"Tapi, perbesarannya juga tidak akan signifikan jika hanya dilihat dengan mata telanjang. Tanpa teleskop, Mars tetap tampak sebagai titik merah terang di langit malam," sebutnya.
Nindhita menambahkan, GBT pada Juli ini juga berbarengan dengan fenomena puncak hujan meteor Delta Aquarid yang dapat dilihat pada arah rasi bintang Aquarius.
"Puncak hujan meteor ini berlangsung mulai Sabtu dini hari sampai matahari terbit, diperkirakan sebanyak 20 meteor per jam akan melesat dari arah rasi Aquarius di puncak langit. Delta Aquarid yang mestinya terganggu cahaya bulan purnama, malah menjadi ideal karena bulan akan bercahaya merah temaram selama gerhana," tandasnya. (*)