Makna Sajian Kue Keranjang dan Mi dalam Perayaan Tahun Baru Imlek
Makna Sajian Kue Keranjang dan Mi dalam Perayaan Tahun Baru Imlek 2019
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Serupa dengan budaya manapun di dunia, perayaan Tahun Baru Imlek pun selalu menyiratkan tentang harapan dan kesuksesan yang baru.
Imlek juga dimaknai sebagai momen untuk menengok jejak yang telah tertoreh setahun belakangan.
Satu hal unik yang telah menjadi tradisi Tionghoa ialah melakukan simbolisasi atas harapan.
Simbolisasi tersebut diwujudkan dalam rupa sajian khusus Imlek.
Ketika hendak merayakan Imlek, terdapat beberapa sajian "wajib" sebagai perlambang harapan baru di tahun baru.
Kue keranjang menjadi salah satu sajian ikonik.
Bentuknya yang bersusun meruncing seperti pagoda membuatnya gampang dikenali.
Pengamat budaya Tionghoa, Aji Bromokusumo menyebut, kue ini disebut kue keranjang lantaran proses pembuatan tradisionalnya menggunakan alat menyerupai keranjang.
Kue keranjang disebut sebagai nian (tahun) gao (kue) dalam bahasa Mandarin.
Di saat yang sama, ata "gao" juga mengandung makna sejenis "tinggi".
• Deretan Makanan Wajib Disajikan Saat Imlek atau Tahun Baru China
• Tahun Baru Imlek 2019, Tulisan dan Gambar Menarik Ucapan Tahun Baru Imlek Bisa Dikirim ke Medsos
• VIDEO - Promo Spesial, Sogo Hadirkan Koleksi Imlek
• Perayaan Tahun Baru Imlek, 5.000 Lampion Mulai Menyala di Pasar Gede Solo

Hal inilah yang membuat kue keranjang selalu disejajarkan dengan harapan menyongsong Tahun Baru Imlek yang berbunyi "nian nian gao gao", setiap tahun semakin tinggi.
Mi juga menjadi salah satu sajian yang mengandung harapan.
Kalangan Tionghoa memang sering menghidangkan mi pada momen-momen khusus, seperti ulang tahun dan tahun baru.
Bentuk mi yang panjang diasosiasikan sebagai lambang umur atau kesuksesan yang tidak terputus.
Aji menambahkan, dalam tradisi China yang masih kental, rebung juga menjadi sajian wajib ketika Imlek.