Patung Buto Dibakar untuk Membasmi Sifat Angkara Murka Manusia
Bupati Pringsewu Sujadi Saddat menandatangani prasasti Pura Capah tempat melasti (upacara pensucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung R Didik Budiawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Bupati Pringsewu Sujadi Saddat menandatangani prasasti Pura Capah tempat melasti (upacara pensucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi) di Sungai Way Sekampung, tepatnya di Pekon Panggung Rejo, Kecamatan Sukoharjo, Minggu (6/3).
Hadir dalam acara itu Parisada Hindu Darma Provinsi Lampung I Nengah Maharta, Parisada Kabupaten Pringsewu I Nyoman Disten, Bimas Hindu Kanwil Depag Lampung I Nengah Sugiaste, DPRD Pringsewu, WHDI dan Pradah Pringsewu, serta ribuan umat Hindu.
Ketua Panitia Melasti Kasiman mengatakan, kegiatan ini untuk menyongsong Nyepi Saka 1938 yang jatuh pada 9-10 Maret 2016. Setelah melasti ini dilaksanakan, selanjutnya umat Hindu akan melaksanakan upacara pengrupukan/disertai dengan arakan ogoh-ogoh atau buto-butoan (sosok patung raksasa yang jahat), pada 8 Maret 2016 pukul 18.00 WIB.
Kemudian, patung buto ini dibakar sebagai simbol membakar sifat angkara murka pada diri manusia. Selanjutnya umat Hindu melaksanakan tapa brata penyepian. Umat Hindu di Kecamatan Gadingrejo sendiri akan mengarak tiga tokoh raksaa.
Pada 10 Maret 2016, umat Hindu di Kabupaten Pringsewu akan mengadakan persembahyangan di Pura dan dilanjutkan dengan saling berkunjung (abdi mandana) untuk bermaaf-maafan.