Mata Kiri Sri Dicongkel, Suaminya Tewas Dianiaya lalu Dibakar
Bola mata Sri sebelah kiri ditutup perban akibat dicongkel pelaku
Setelah sepakat, ketiganya lalu bergegas menghampiri rumah korban untuk melancarkan aksinya.
Setiba di kediaman korban di SP 8 Kecamatan Gedung Meneng, dengan mengenakan topeng ketiga pelaku langsung menghabisi korban dengan membabi buta.
"Sebelum membacok kedua korban, pelaku ini sempat menyiram bensin ke tubuh korban lalu membakarnya. Bensin itu memang sudah dibawa pelaku saat hendak mendatangi rumah korban," kata Kasatreskrim.
Kurniadi Sakit Hati
Sementara itu, Kurniadi otak pembunuhan mengaku berniat menghabisi Edo lantaran sakit hati.
Dia mengaku telah lama menyimpan dendam dengan korban lantaran persoalan lahan garapan di wilayah Gedung Meneng.
Ini bermula ketika korban diberi lahan garapan seluas dua hektare oleh korban. Lalu setelah lahan itu di olah dan siap ditanam, diambil alih lagi Edo.
"Dikasih lahan garapan dua hektare. Ternyata setelah diolah dan siap ditanam, tanahnya diambil alih alasanya tanahnya dongkor. Kemudian dikasih lahan lagi disuruh garap. Setelah siap tanam diambil lagi oleh dia. Padahal saya sudah keluar uang untuk mengolah lahan itu," ujar Kurniadi kepada wartawan di Mapolres Tuba.
Karena merasa kesal, tersangka merencanakan menghabisi korban. Dalam aksi pembunuhan itu, Kurniadi mengaku sudah memberi uang Rp 900 ribu kepada Eko untuk membantu menghabisi nyawa korban.
"Saya janji ngasih Rp 4 juta, tapi baru saya kasih Rp 900 ribu," ujar Kurniadi.
Seperti diketahui, hanya gara-gara utang padi Rp 50 juta, sepasang suami istri Edo dan Sri warga SP8 Kampung Gedung Meneng, Kabupaten Tulangbawang menjadi korban kekerasan berujung maut.
Edo tewas di tempat dengan luka bacokan di sekujur tubuh, sementara Sri menaglami luka parah dan kini masih diraway di RSUAM.
Guyub Rukun
Sementara itu, psikolog Rumah Sakit Jiwa Kurungan Nyawa Lampung Retno Riani mengungkapkan, untuk mengurangi tindakan kejahatan sebaiknya masyarakat harus mengaktifkan sifat guyub rukun antar warga. Seperti ronda, pengajian, arisan antarwarga harus diaktifkan kembali.
Karena sekecil apapun kegiatan yang dilakukan warga akan bermanfaat bagi masyarakat sekeliling.
Kalau pembunuh bayaran itu orangnya memiliki sifat tak peduli dengan orang lain, kecendrungan orang tersebut anti sosial dan peran guyub rukun itu mengurangi sifat individual.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/sri-rahayu-30_20160603_100324.jpg)