Eko Yuli, Penggembala Kambing asal Lampung, Kini Jadi Miliarder
Prestasi yang ditorehkan Eko sekaligus menciptakan rekor baru di ajang Olimpiade.
Eko hijrah ke Bogor untuk berlatih.
"Dulu, saya sempat nangis sekeras- kerasnya, dilihat orang banyak di stasiun. Masih kelas 5 SD sudah harus pindah ke Bogor untuk latihan. Jauh dari keluarga. Tapi dia kuat dan kerja keras," terang Saman.
Berlatih di Bogor di bawah sentuhan tangan dingin Yon Haryono dan Joni Firdaus, bakat juara ditunjukkan pria 27 tahun tersebut. Pengorbanannya meninggalkan keluarga sejak usia dini berbuah manis.
Pada kompetisi perdana tingkat junior tahun 2002 di Indramayu, Eko langsung menyabet emas pada kelas 35 kilogram.
Prestasi demi prestasi pun akhirnya dicatatkan Eko selepas torehan medali perdananya di Indramayu.
Hingga pada 2006, dirinya menuju Pelatnas. Dan berhasil mempersembahkan medali emas pada Sea Games 2007.
Seiring dengan keberhasilannya, pundi-pundi rezeki pun kian bertambah. Alhasil Eko memberangkatkan kedua orangtuanya naik haji pada 2011.
Membangun rumah baru di Jalan Waluh Tejo Agung, Metro Timur, membeli kebun 4,5 hektare dan sawah setengah hektare di Metro.
"Ya kalau sekarang itu ya tinggal bangganya saja. Senang. Tapi itu ya enggak datang tiba-tiba. Eko banyak membantu keluarga. Tapi yang paling utama membuat bangga," imbuhnya.
Kini, dengan keberhasilan mendulang medali perak di Olimpiade Rio, atlet Lampung itu akan semakin bergelimang bonus.
Eko akan mendapatkan bonus sebesar Rp 2 miliar dari pemerintah. Selain itu, peraih medali perak di Olimpiade mendapat tunjangan hari tua Rp 15 juta setiap bulannya.
Ketua Umum Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABBASI), Rosan P Roslani, juga mengaku bangga dengan keberhasilan atlet-atletnya.
"PABBSI akan memberikan bonus di luar bonus yang dijanjikan pemerintah. Bonusnya rumah agar bisa menjadi kenang-kenangan," ujar Rosan.
Bangga
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan bangga atas prestasi yang diukir putra Metro.