Bawa Motor Butut Temui Jokowi, Apa Kesan Presiden Usai Tatap Muka dengan Sugeng Hariyono?

Saya ingin mendengar perjuangan yang banyak orang tidak dengar, tidak lihat, sebenarnya ada di negara kita...

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Heribertus Sulis
Tribunlampung/Dedi
Sugeng Hariyono 

"Saya ingin mendengar perjuangan yang banyak orang tidak dengar, tidak lihat, sebenarnya ada di negara kita dan saya kira ini menjadi sebuah perjuangan yang harus diangkat, sehingga tidak hanya seribu, tapi bisa berlipat-lipat sehingga anak-anak kita nanti betul-betul mau memiliki kesempatan membaca," ujar Jokowi.

Siapakah Sugeng?

Setiap sore Sugeng Hariyono, warga Lampung Selatan, berkeliling dengan sepeda motor ke berbagai daerah. Ia membawa buku-buku bacaan untuk anak-anak. Buku itu bisa dibaca maupun dipinjam secara gratis. Aktivitas ini sudah ia geluti sejak empat tahun lalu. Dan, kegiatan sosial ini pula yang membawa Sugeng bertemu jodohnya.

SEBUAH sepeda motor butut berhenti di sebuah pekarangan luas di Desa Pasurun, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Minggu (23/4) lalu. Di tempat itu telah berkumpul puluhan anak-anak, yang menunggu kehadiran sang pustakawan motor.

Tidak berapa lama, Sugeng membentangkan alas di atas tanah lalu mengeluarkan buku-buku bacaan dari kantung yang ada di belakang sepeda motornya.

Kegiatan ini adalah rutinitas Sugeng Hariyono, di sela aktivitas sehari-hari mengelola bengkel motor. Ia berkeliling dengan sepeda motor pada sore hari ke berbagai daerah, sambil membawa buku-buku bacaan gratis.

Penikmat buku-buku bacaan itu tidak hanya dari kalangan usia dini (PAUD dan TK serta SD), tetapi juga siswa SMP dan SMA.

Kepada Tribun, pria kelahiran Ponorogo 1983 silam itu berbagi cerita selama empat tahun menekuni kegiatan sebagai pustakawan motor yang berkeliling ke berbagai daerah.

Melakoni kegiatan pustaka motor merupakan hal menyenangkan bagi Sugeng. Ia gembira ketika melihat anak-anak tersenyum menemukan buku bacaan yang disenanginya. "Sepertinya momen itu mereka merasa merdeka," kata Sugeng.

Sugeng menuturkan, dirinya datang ke Lampung pada 2014 silam, untuk mencari pekerjaan. Awalnya ia bekerja di sebuah bengkel motor di Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Lamsel.

"Untuk mengisi waktu luang, saya ingin membaca buku. Saya tanya dengan warga sekitar di mana ada perpustakaan. Tapi jawaban yang saya dapatkan justru pertanyaan balik tentang apa itu perpustakaan," ujarnya.

Pria yang hobi membaca sejak duduk di bangku SMP itu akhirnya bertekad untuk menghadirkan pustaka keliling gratis dengan menggunakan sepeda motor. Apalagi, Sugeng melihat anak-anak di sekitar tempat ia bekerja kurang memiliki minat baca.

Berbekal uang simpanan hasil bekerja di bengkel, ia membeli sepeda motor bekas di pengepulan besi tua. Motor itu diperbaikinya hingga bisa kembali digunakan. Sugeng pun menghabiskan uang tabungannya untuk membeli 60 buku bekas.

"Itulah modal awal menjalankan motor pustaka. Ternyata sambutan masyarakat cukup antusias. Anak-anak selalu ramai datang untuk membaca buku yang saya bawa," kata Sugeng.

Melihat antusiasme anak-anak, Sugeng berupaya mencari donasi untuk memperbanyak koleksi bukunya. Ia juga memanfaatkan media sosial untuk mencari dermawan yang ingin menyumbangkan buku.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved