Berawal dari Demam, Putri Harus Kehilangan Matanya Akibat Bidan Klinik Salah Kasih Obat
"Awalnya cuman panas. Sorenya kami bawa ke klinik tapi setelah makan obat dari sana dia makin parah,"
Belum lagi memikirkan persiapan biaya operasi tersebut, sejak setahun terakhir mereka telah kehabisan biaya sedikitnya Rp 150 juta untuk biaya pengobatan Putri.
Biaya itupun mereka kumpulkan tidak mudah, hanya saja ada bibi Putri yang mau membantu mereka.
Tak hanya itu, adik Putri bernama Zaki (7), yang pernah jatuh dari tempat tidur waktu bayi, umur enam bulan, kini juga terperangkap cacat.
Sehingga semakin membuat psikologis dan mental Rosma terpukul melihat dua cucunya sekaligus kehilangan kebahagiaan.
"Masih juga memikirkan terapi untuk adiknya yang besarnya Rp 2 juta sekali terapi. Tapi, karena tak punya uang terpaksa aku melihatnya menderita sepanjang hari," ucap Rosma sambil memeluk Zaki lalu terisak.
Semasa sehat berat badan Putri mencapai 22 kilogram. Selama sakit bobot Putri berangsur turun hingga 18 kilogram selama sakit.
Ibu Putri, Novia Citra Utami, hanya bekerja sebagai tenaga penjualan proyektor yang penghasilannya pas-pasan. Sedangkan ayahnya, Dendi Azhari Rizaldi, tak pernah berkabar.
Ditanya soal dugaan malpraktik, Rosma sama sekali tidak menaruh dendam terhadap pihak klinik. Dia hanya fokus bagaimana cucunya sembuh.
"Kasihan juga nanti bidannya. Kalau kita tuntut, dia bisa kehilangan pekerjaan. Dan aku yakin, dulunya dia juga tidak berniat buruk untuk cucuku," ucap dia.
Sejak sakit, Putri sudah jarang masuk sekolah. Putri hanya bersekolah dalam sebulan paling banyak empat kali.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/putri-korban-malapraktik_20170711_104622.jpg)