Sederet Kasus DL Sitorus: Kabur dari Penjara lalu Naik Pesawat Bareng Menhut MS Kaban
Pemerintah sempat sesumbar akan mengambil alih lahan milik DL Sitorus usai Mahkamah Agung memutus bersalah dirinya.
Setelah menjalani pidana penjara sekitar 4,5 tahun lebih, DL Sitorus akhirnya bisa menghirup udara segar pada 31 Mei 2009. Saat tiba di bumi Tobasa, ribuan penduduk setempat menyambut kedatangan sang "Raja Kebun".
Mendirikan PPRN
Selain memiliki perkebunan kelapa sawit, DL Sitorus juga memiliki yayasan pendidikan. Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Abdi Karya (YADIKA) yang berdiri sejak tahun 1976.
YADIKA secara bertahap telah menyelenggarakan semua strata pendidikan tingkat TK, SD, SMP, SMU, SMEA, STM, LPK dan BLK.
Tahun 1989, DL Sitorus semakin menancapkan kukunya di bisnis pendidikan dengan mendirikan Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) di Jakarta.
Kesuksesan DL Sitorus dalam bisnis kelapa sawit, pendidikan, dan bank perkreditan rakyat (BPR) membawanya ke panggung politik.
Pada 20 Januari 2006, DL Sitorus mendeklarasikan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), dimana dia menjadi tokoh utama pendiri partai ini.
Bagi kalangan masyarakat Batak, PPRN terkadang dipelesetkan menjadi "Parsadaan Pomparan Raja Nairasaon" (keluarga besar marga suku adat Batak). Pasalnya, sang pendiri partai ini, DL Sitorus, dipercaya menjadi Ketua Presidium Parsadaan Pomparan Raja Nairasaon se-Dunia.(*)