Tasripin Bocah Yang Pernah Dibantu SBY, Kondisinya Sekarang Begini
Tasripin di usianya 13 tahun waktu itu, ia terpaksa putus sekolah dan bekerja menjadi buruh tani untuk menghidupi ketiga adik-adiknya.
Tasripin terbantu dapat uang saku untuk adik-adiknya jika ada tetangga desa yang menggunakan jasa ojeknya. Pendapatannya dari pekerjaan itu tak menentu.
Jika tak ada panggilan ojek, ia tetap bekerja sebagai buruh tani dan mencari rumput.
Pemasukan yang minim membuat Tasripin harus mengirit pengeluaran agar bisa bertahan hidup.
Meski telah berhemat, keuangan Tasripin seringkali bobol. Ia terpaksa berhutang ke tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya jika sedang tak ada uang.
Untung, kadang kala, ayahnya yang tinggal terpisah masih suka mengirimi mereka beberapa kilogram beras.
"Ayah kadang ngasih beras 3 kilogram, kadang 5 kilogram, gak tentu," katanya
Tasripin yang bercita-cita menjadi polisi berobsesi ingin menyelesaikan studinya setinggi mungkin.
Ia juga berharap adik-adiknya bisa sekolah tinggi untuk mengejar cita-cita.
Dengan cara itu, ada asa bagi mereka agar bisa keluar dari jurang kemiskinan.
Kepala MTs Pakis Pesawahan Isrodin mengatakan, Tasripin termasuk siswa berprestasi di sekolahnya.
Meski nilai akademiknya biasa, kemampuan Tasripin di luar itu cukup membanggakan.
Tasripin disebutnya siswa terampil dan cekatan. Ia tak segan membantu pekerjaan gurunya di sekolah, meski siswa lain sudah pulang ke rumah usai pembelajaran. (khoirul muzzaki)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/tasripin_20170816_084442.jpg)