Liputan Khusus Tribun Lampung
Kereta Babaranjang Melintas, Kemacetan Capai 500 Meter
Wakil Wali Kota Bandar Lampung, Yusuf Kohar, kesal atas fenomena kemacetan panjang akibat Kereta Babaranjang melintas di tengah Kota Tapis Berseri.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Ridwan Hardiansyah
Mengenai penambahan otomatis perjalanan Kereta Babaranjang sesuai kontrak kerja dengan PT BA, Franoto menyatakan tidak tahu detail karena merupakan wewenang PT KAI pusat. Sementara, KAI Divre hanya menjalankan kebijakan yang telah dibuat PT KAI pusat.
"Kalau tanya kontrak bukan ke daerah tetapi ke (KAI) pusat. Itu domain pusat," tutur Franoto.
Macet Panjang
Dengan jumlah 60 gerbong, dan panjang satu gerbong 15 meter, panjang gerbong Kereta Babaranjang minimal 900 meter.
Jumlah itu masih harus ditambah tiga lokomotif yang memiliki panjang masing-masing 17 meter.
Sehingga, total panjang kereta babaranjang hampir satu kilometer (km).
Anggota DPRD Lampung, Muchlas E Bastari, mengatakan, setiap kali Kereta Babaranjang melintas, pintu perlintasan tertutup sekitar lima menit.
Meski begitu, hal itu membuat kemacetan hingga 500 meter lebih.
"Kalau pengendara mobil bisa menunggu sampai 10 menit lebih, baru bisa jalan. Karena saat kereta lewat biasanya di barisan depan itu sudah penuh sepeda motor," paparnya.
Anggota DPRD Bandar Lampung lainnya, Achmad Riza, mengungkapkan hal serupa.
Selain mengalami sendiri kemacetan akibat Kereta Babaranjang melintas, Riza pun kerap mendapat keluhan masyarakat.
"Ada anak-anak yang masuk sekolah pagi dan mau ujian, terjebak macet di perlintasan, ini siapa yang mau tanggung jawab? Ini harus dipikirkan. Kami tidak melarang lewat tetapi dipindahkan jam melintasnya," jelas Riza.
Di Bandar Lampung, setidaknya, ada 10 titik perlintasan rel kereta dengan jalan raya.
Meskipun, ada juga jalan-jalan kecil yang bersinggungan dengan rel kereta.
Jumlah itu telah berkurang dari sebelumnya 13 titik.