Liputan Khusus Tribun Lampung
Kereta Babaranjang Melintas, Kemacetan Capai 500 Meter
Wakil Wali Kota Bandar Lampung, Yusuf Kohar, kesal atas fenomena kemacetan panjang akibat Kereta Babaranjang melintas di tengah Kota Tapis Berseri.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Ridwan Hardiansyah
Sebanyak tiga titik perlintasan kereta api tersebut tidak lagi bersinggungan dengan jalan raya karena telah dibangun underpass dan flyover.
Dua titik underpass berada di Jalan Hanoman dan Jalan Raya Suban.
Sementara, satu flyover berada di Jalan Gajah Mada.
Sehingga ketika kereta melintas, arus lalu lintas tidak terganggu.
Ubah Jadwal
Pantauan Tribun selama 12 jam sejak pukul 06.00 hingga pukul 18.00, dalam beberapa hari di akhir Agustus hingga awal September, ada sekitar 17-20 perjalanan Kereta Babaranjang yang melalui dalam Kota Bandar Lampung.
Pantauan dilakukan di tiga titik perlintasan, yaitu Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Pemuda, dan Jalan HOS Cokroaminoto.
Ada sekitar tujuh sampai sembilan kali Kereta Babaranjang melintas pada jam sibuk, yaitu pukul 06.00-09.00 dan pukul 16.00-18.00.
Muchlas mengatakan, ia kerap melewati tiga perlintasan kereta saat pergi maupun pulang kerja di pagi dan sore hari, dari rumahnya di daerah Tanjung Senang. Dan ketika Kereta Babaranjang melintas, kemacetan pun terjadi.
"Sudah biasa, kalau Babaranjang lewat, pasti macet panjang, apalagi kalau pagi sama sore. Saya biasanya lewat perlintasan di Jalan Sultan Agung, Urip Sumoharjo, sama Untung Suropati. Dan, itu pasti macet," kata Muchlas.
Untuk mengatasi kemacetan akibat Kereta Babaranjang melintas, menurut Muchlas, solusinya adalah tidak mengizinkan kereta memasuki Bandar Lampung.
Tetapi kalau itu belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, PT KAI seharusnya dapat mengubah jadwal Kereta Babaranjang melintas.
"Untuk pergerakan pada jam-jam sibuk, geser saja waktunya jadi malam hari, mulai pukul 22.00 sampai pukul 05.00, saat aktivitas warga kota tidak sibuk. Saya yakin kalau jam segitu, tidak akan macet," papar Muchlas.
Usulan serupa disampailkan Riza.
Menurutnya, jadwal melintas Kereta Babaranjang pada pagi dan sore hari, sebaiknya dialihkan pada dini hari.
Sehingga, pada jam sibuk tersebut, Kereta Babaranjang tak ada yang melintas.
Menanggapi usulan itu, Franoto mengaku tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perubahan.
"Kami di daerah sebagai operator, hanya menjalankan saja. Kebijakan tetap di pusat," ujar Franoto.
Sementara, Humas PT BA Unit Pelabuhan Tarahan, Ketut menuturkan, perubahan jadwal tidak bisa dilakukan sepihak.
Hal itu harus melalui mekanisme kesepakatan antara PT BA dengan PT KAI.
"Beberapa waktu lalu, sudah ada pembicaraan terkait perubahan jadwal, sewaktu ada kunjungan dari anggota Dewan. Rasanya, sejak saat itu, sudah direalisasikan (perubahan jadwal di pagi dan sore)," ucap Ketut.
Pantauan Tribun, kereta masih tetap melintas pada jam sibuk, pagi dan sore. Pantauan Jumat (8/9/2017), seorang pengendara mobil terjebak macet pada pukul 07.15 sekitar 200 meter dari pintu perlintasan.
Saat kereta sudah lewat dan kendaraan mulai bergerak, sebelum sampai pintu perlintasan, terjadi macet panjang lagi karena kembali ada kereta yang lewat.
"Saya kena dua kali, anak saya terlambat masuk sekolah," katanya.
Berita ini telah diterbitkan di Koran Tribun Lampung berjudul "Babaranjang Lewat Yusuf Kohar Kesal" pada Minggu, 10 September 2017.