Liputan Khusus Tribun Lampung

Kereta Babaranjang Melintas, Kemacetan Capai 500 Meter

Wakil Wali Kota Bandar Lampung, Yusuf Kohar, kesal atas fenomena kemacetan panjang akibat Kereta Babaranjang melintas di tengah Kota Tapis Berseri.

Penulis: Romi Rinando | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUN LAMPUNG CETAK

Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando dan Noval Andriansyah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Wakil Wali Kota Bandar Lampung, Yusuf Kohar, kesal atas fenomena kemacetan panjang akibat Kereta Babaranjang melintas di tengah Kota Tapis Berseri.

Kohar mengaku terkadang mengeluh lantaran terjebak macet saat Kereta Babaranjang melintas.

Ia pun berharap semua pihak ikut andil dalam menyelesaikan persoalan yang setiap hari menjadi sumber keluhan masyarakat Kota Bandar Lampung ini.

"Seharusnya dipikirkan solusinya. Misalnya, bangun underpass. Itu harus prioritas, kalau tidak akan macet terus," ungkap Kohar di Bandar Lampung, Rabu (6/9/2017) sore.

Dalam lima tahun terakhir, frekuensi perjalanan Kereta Babaranjang yang melalui Kota Bandar Lampung meningkat hampir dua kali lipat. Pada 2012, babaranjang beroperasi 24 kali per hari.

Saat ini, Kereta Babaranjang sudah melintas sebanyak 40 kali sehari.

Itu artinya, kereta untuk kepentingan bisnis industri ini melintas membelah Kota Bandar Lampung setiap 36 menit.

Kemacetan yang ditimbulkan pada jam-jam sibuk, terutama pukul 06.30-08.00 maupun 16.30-18.00, sangat parah.

Antrean kendaraan bisa mengular sampai 500 meter.

Waktu yang terbuang saat kereta lewat bisa sampai 20 menit.

Beberapa waktu ke depan, frekuensi perjalanan Kereta Babaranjang pun dipastikan terus mengalami penambahan.

Sebab, hal itu menyesuaikan dengan jumlah produksi batu bara PT Bukit Asam (BA), selaku produsen batu bara yang diangkut kereta babaranjang, yang terus meningkat.

Baca: Aerodance, Perpaduan Aerobic dan Dance yang Digemari Milenial Lampung

Baca: Dijual Lebih Murah, Samsung Jepang Beredar di Lampung

Sekretaris PT BA, Adib Ubaidillah, memastikan adanya peningkatan frekuensi perjalanan Kereta Babaranjang.

Namun, ia mengaku belum melakukan penghitungan jumlah penambahan.

"Sebagai gambaran, (target produksi batu bara) pada 2017 ada kenaikan volume sekitar 12 persen dari realisasi 2016. Maka untuk mengangkut kenaikan produksi itu, penambahan trip (Kereta Babaranjang) pasti ada," ucap Adib.

Pada 2016, Adib mengatakan, realisasi produksi batu bara PT BA sebesar 19,6 juta ton. Pada 2017, PT BA menargetkan jumlah produksi batu bara sebanyak 21,9 ton. "Untuk jumlah pengangkutannya disesuaikan," terang Adib.

Penyesuaian pengangkutan menggunakan Kereta Babaranjang, lanjut Adib, menjadi kewenangan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Hal itu karena PT BA telah menandatangani kontrak kerja dengan PT KAI.

"Kontrak dengan PT KAI itu jangka panjang. Kami tidak perbarui tiap tahun. Jadi, kalau produksi meningkat, PT KAI secara otomatis akan meningkatkan unit kereta pengangkut," ungkap Adib.

Mengutip laman PTBA.co.id, produksi batu bara PT BA pada 2012 sebanyak 13,9 juta ton.

Dalam catatan Tribun, PT KAI melalui Kepala Humas saat itu, Zakaria menyatakan bahwa jumlah perjalanan kereta babaranjang pada 2012 sebanyak 24 kali sehari.

Baca: Cari Menu Western, Sosialita Lampung Pilih Sarapan di Hotel Bintang

Baca: Pasien Cuci Darah Melonjak 16 Ribu Kasus di Lampung

Setiap tahun, jumlah produksi batu bara PT BA pun meningkat.

Dan pada 2016, jumlah perjalanan kereta babaranjang melonjak nyaris dua kali lipat.

"Dari tahun 2016 itu sudah 40 kali (perjalanan Kereta Babaranjang sehari)," ungkap Manajer Humas PT KAI Divisi Regional (Divre) IV Tanjungkarang, Franoto Wibowo.

Hingga saat ini, menurut Franoto, Kereta Babaranjang masih beroperasi 40 kali sehari. Jumlah itu terdiri dari 20 kali dalam perjalanan isi (dpi) dan 20 kali dalam perjalanan kosong (dpk).

"Dalam satu kali perjalanan itu ada 60 gerbong dengan 3 lokomotif," kata Franoto.

Mengenai penambahan otomatis perjalanan Kereta Babaranjang sesuai kontrak kerja dengan PT BA, Franoto menyatakan tidak tahu detail karena merupakan wewenang PT KAI pusat. Sementara, KAI Divre hanya menjalankan kebijakan yang telah dibuat PT KAI pusat.

"Kalau tanya kontrak bukan ke daerah tetapi ke (KAI) pusat. Itu domain pusat," tutur Franoto.

Macet Panjang

Dengan jumlah 60 gerbong, dan panjang satu gerbong 15 meter, panjang gerbong Kereta Babaranjang minimal 900 meter.

Jumlah itu masih harus ditambah tiga lokomotif yang memiliki panjang masing-masing 17 meter.

Sehingga, total panjang kereta babaranjang hampir satu kilometer (km).

Anggota DPRD Lampung, Muchlas E Bastari, mengatakan, setiap kali Kereta Babaranjang melintas, pintu perlintasan tertutup sekitar lima menit.

Meski begitu, hal itu membuat kemacetan hingga 500 meter lebih.

"Kalau pengendara mobil bisa menunggu sampai 10 menit lebih, baru bisa jalan. Karena saat kereta lewat biasanya di barisan depan itu sudah penuh sepeda motor," paparnya.

Anggota DPRD Bandar Lampung lainnya, Achmad Riza, mengungkapkan hal serupa.

Selain mengalami sendiri kemacetan akibat Kereta Babaranjang melintas, Riza pun kerap mendapat keluhan masyarakat.

"Ada anak-anak yang masuk sekolah pagi dan mau ujian, terjebak macet di perlintasan, ini siapa yang mau tanggung jawab? Ini harus dipikirkan. Kami tidak melarang lewat tetapi dipindahkan jam melintasnya," jelas Riza.

Di Bandar Lampung, setidaknya, ada 10 titik perlintasan rel kereta dengan jalan raya.

Meskipun, ada juga jalan-jalan kecil yang bersinggungan dengan rel kereta.

Jumlah itu telah berkurang dari sebelumnya 13 titik.

Sebanyak tiga titik perlintasan kereta api tersebut tidak lagi bersinggungan dengan jalan raya karena telah dibangun underpass dan flyover.

Dua titik underpass berada di Jalan Hanoman dan Jalan Raya Suban.

Sementara, satu flyover berada di Jalan Gajah Mada.

Sehingga ketika kereta melintas, arus lalu lintas tidak terganggu.

Ubah Jadwal

Pantauan Tribun selama 12 jam sejak pukul 06.00 hingga pukul 18.00, dalam beberapa hari di akhir Agustus hingga awal September, ada sekitar 17-20 perjalanan Kereta Babaranjang yang melalui dalam Kota Bandar Lampung.

Pantauan dilakukan di tiga titik perlintasan, yaitu Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Pemuda, dan Jalan HOS Cokroaminoto.

Ada sekitar tujuh sampai sembilan kali Kereta Babaranjang melintas pada jam sibuk, yaitu pukul 06.00-09.00 dan pukul 16.00-18.00.

Muchlas mengatakan, ia kerap melewati tiga perlintasan kereta saat pergi maupun pulang kerja di pagi dan sore hari, dari rumahnya di daerah Tanjung Senang. Dan ketika Kereta Babaranjang melintas, kemacetan pun terjadi.

"Sudah biasa, kalau Babaranjang lewat, pasti macet panjang, apalagi kalau pagi sama sore. Saya biasanya lewat perlintasan di Jalan Sultan Agung, Urip Sumoharjo, sama Untung Suropati. Dan, itu pasti macet," kata Muchlas.

Untuk mengatasi kemacetan akibat Kereta Babaranjang melintas, menurut Muchlas, solusinya adalah tidak mengizinkan kereta memasuki Bandar Lampung.

Tetapi kalau itu belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, PT KAI seharusnya dapat mengubah jadwal Kereta Babaranjang melintas.

"Untuk pergerakan pada jam-jam sibuk, geser saja waktunya jadi malam hari, mulai pukul 22.00 sampai pukul 05.00, saat aktivitas warga kota tidak sibuk. Saya yakin kalau jam segitu, tidak akan macet," papar Muchlas.

Usulan serupa disampailkan Riza.

Menurutnya, jadwal melintas Kereta Babaranjang pada pagi dan sore hari, sebaiknya dialihkan pada dini hari.

Sehingga, pada jam sibuk tersebut, Kereta Babaranjang tak ada yang melintas.

Menanggapi usulan itu, Franoto mengaku tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perubahan.

"Kami di daerah sebagai operator, hanya menjalankan saja. Kebijakan tetap di pusat," ujar Franoto.

Sementara, Humas PT BA Unit Pelabuhan Tarahan, Ketut menuturkan, perubahan jadwal tidak bisa dilakukan sepihak.

Hal itu harus melalui mekanisme kesepakatan antara PT BA dengan PT KAI.

"Beberapa waktu lalu, sudah ada pembicaraan terkait perubahan jadwal, sewaktu ada kunjungan dari anggota Dewan. Rasanya, sejak saat itu, sudah direalisasikan (perubahan jadwal di pagi dan sore)," ucap Ketut.

Pantauan Tribun, kereta masih tetap melintas pada jam sibuk, pagi dan sore. Pantauan Jumat (8/9/2017), seorang pengendara mobil terjebak macet pada pukul 07.15 sekitar 200 meter dari pintu perlintasan.

Saat kereta sudah lewat dan kendaraan mulai bergerak, sebelum sampai pintu perlintasan, terjadi macet panjang lagi karena kembali ada kereta yang lewat.

"Saya kena dua kali, anak saya terlambat masuk sekolah," katanya.

Berita ini telah diterbitkan di Koran Tribun Lampung berjudul "Babaranjang Lewat Yusuf Kohar Kesal" pada Minggu, 10 September 2017.

BACA JUGA: Laporan Liputan Khusus Tribun Lampung

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved