Sungguh Tega! Ibu Ini Terkena Stroke 10 Tahun Tapi Lima Anaknya Tak Pernah Menjenguk

"Saya beras cari sendiri, kadang makan hanya pakai garam atau bahkan cabai dan tomat untuk lauk. Saya dan istri mensyukuri saja."

Penulis: andreas heru jatmiko | Editor: nashrullah
tribun lampung/andreas heru jatmiko
SETIA - Ki Agus Syarifudin memperlihatkan akta nikahnya saat berbincang dengan Tribun Lampung, Jumat (5/1). Di belakangnya, Nuria istrinya hanya terbaring lemah karena stroke. 

"Saya takut sama preman atau pengamen atau yang lain. Sementara dari pemerintah juga belum ada jawaban. Makanya saya jalan kaki dari Enggal ke mana-mana untuk cari bantuan," ujarnya sembari menitikan air mata.

Hasil memulung barang rongsok dan upah pekerjaan serabutan lebih sering tidak mencukupi kebutuhan. Jika ada uang lebih, Syarifudin membeli beras dan memasak nasi. Jika tidak ada beras, sepasang suami istri ini cukup minum air mineral dan tidur sambil menahan lapar.

"Saya beras cari sendiri, kadang makan hanya pakai garam atau bahkan cabai dan tomat untuk lauk. Saya dan istri mensyukuri saja, kadang ada saja orang yang datang membantu kami, kasih makanan atau uang. Kami sangat berterima kasih," katanya.

Sementara Nuria sesekali menimpali terbata-bata omongan suaminya. "Tuhan ambil nyawa saya, saya udah nggak kuat," ujarnya sembari menangis. Mendengar itu, Syarifudin memeluk sang istri dan mengusap air matanya.

Syarifudin datang ke Kota Tapis Berseri sekitar tahun 1976, ia mengaku bekerja sebagai tukang bangunan dan melakukan pekerjaan lain yang memang bisa ia lakukan, sementara Nuria berada di rumah mengurus anak.

Syarifudin dan Nuria menikah pada tahun 1975 dan dengan mas kawin tujuh kali membaca surat Al-Ikhlas.

"Sampai sekarang saya sangat mencintai istri saya dan akan menjaga dia sampai kapan pun. Walaupun dia nggak bisa apa-apa, mau saya jemur nggak punya dorongan, duduk aja dia susah, paling cuma tiga menit," kata Syarifudin.

Ketua RT 05, Efendi membenarkan jika Udin, panggilan Syarifudin, pernah datang ke rumahnya untuk meminta tanda tangan dan cap dari RT untuk mengajukan bantuan ke DPRD maupun pemerintah kota.

"Saya sering ke sana untuk ngobrol dan memberikan motivasi, kadang bahkan kalau ada rezeki juga saya berikan, baik makanan atau yang lainnya. Saya juga sudah coba membantu sebaik mungkin sebisa saya. Dari kelurahan juga sudah bantu. Sebenarnya yang dibutuhkan hanya perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya tetapi mau gimana lagi," ujar Efendi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved