11 Rumah Tetap Kokoh Berdiri di Tengah Area Proyek Tol Sumatera, Begini Ceritanya
Penolakan 11 warga tersebut ditunjukkan dengan memasang banner berukuran besar di bangunan dinding
Penulis: Romi Rinando | Editor: soni
Laporan wartawan Tribun Lampung romi rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JATIMULIYO - Sebelas warga Desa Jati Mulyo, Jatiagung, KM 84 Lampung Selatan bersikeras menolak uang ganti rugi tanah dan bangunan mereka, yang akan dijadikan proyek Jalan Tol Trans Sumatera.
Penolakan 11 warga tersebut ditunjukkan dengan memasang banner berukuran besar di bangunan dinding dan depan rumah mereka, dengan dengan tulisan penolakan terhadap nilai ganti rugi atas tanah dan bangunan mereka.
Baca:
Warga PKS Takut Underpass Rute Tol Sumatera Jebol
Pelaku Pencabulan di Ponpes sedang Menerima Perlakuan Ini dari Polisi
Kesebelas warga tersebut meminta panita pelaksana pengadaan tanah (P2T) melakukan appraisal (penilaian) ulang, atas nilai tanah dan bangunan mereka. Karena dianggap penilaian sebelumnya tidak adil, dan janggal.

“Kami bukan menolak proyeknya, tapi menolak nilai ganti rugi tanah dan bangunan kami, yang tidak adil. Yang kami inginkan itu nilai ulang tanah bangunan kami secara adil, fair, bukan asal-asalan,” kata Andreas, warga Jati Mulyo yang menolak UGR, Minggu 14 Januari 2018.
Warga lainnya Cawan menambahkan, penilaian ulang atas tanah dan bangunan mereka bukan tanpa sebab, karena sebelumnya mereka menemukan kejanggalan sebuah rumah di Jatimulyo dengan seluas 109 meter persegi bisa mendapatkan ganti rugi Rp 25 miiar.
“Kami masih yakin bahwa rumah di dekat kami yang sempat heboh karena dihargai Rp 25 miliar dengan luas 109 m2 menunjukan appraisal tidak dilakukan sesuai SOP. Kalau memang panitia itu fair dan adil, kenapa mereka tidak pernah datang menjelaskannya di pengadilan,” ungkap Cawan.
Pantauan Tribun, 12 unit bangunan milik 11 warga di antaranya milik Cawan, Andreas, Tarno, Marzuki, Supangi, Yulianjono, Oktavianus, Hajibul, dan M Ridwan masih berdiri kokoh, meskipun sebagian besar bangunan di kawasaan tersebut sudah rata dengan tanah dan konstruksi proyek JTTS.
Beberapa banner yang dipasang itu bertuliskan “Harta Kami bukan dapat dari hadiah, tapi kami dapatkan dari hasil berjuang” “Ganti Rugi Murah= No, Ganti rugi layak = yes. (*)