6 Fakta Layanan Ayam Kampus, Salah Satunya Mahal tapi Memuaskan
Fenomena prostitusi online ayam kampus bukanlah hal baru terjadi. Berulangkali terungkap tetapi btrrus muncul.
Alasannya, karena tak perlu ganti-ganti pasangan yang dikhawatirkan membuat identitasnya cepat terbongkar.
Pertimbangan lain, ia merasa pundi-pundi uang yang didapat jauh lebih besar.
"Jadi kalau butuh uang tinggal minta, nggak perlu berhubungan seksual dengan beberapa pria (untuk mendapatkan jumlah tertentu)," tandasnya.
Dengan menjadi simpanan, Cinta merasa diopeni (dirawat) dan serba kecukupan dari segi finansial.
Setiap kali bertemu, ia diberi uang minimal Rp 1 juta dan paling banyak Rp 6 juta sekali kencan.
"Model transaksi, kalau ketemu pasti kasih, minimal Rp 1 juta-Rp 2 juta. Kadang tidak ketemu pun tiba-tiba ditransfer uang tanpa saya minta," imbuhnya.
6. Polda Jateng Pernah Ungkap Kasus Serupa Tahun Lalu
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng pernah mengungkap fenomena serupa pada 2017.
"Yang kami tangkap mucikarinya, bukan per orangannya, karena mereka (mucikari) merekrut perempuan untuk dipekerjakan," kata Ditreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Lukas Akbar Abriari, Selasa (6/2/2018) siang.
Lukas Akbar mengatakan, kasus itu terjadi bulan April-Mei 2017 silam.
Anggotanya mendapati akun Twitter berlabel Wisata Asyik saat tengah melakukan patroli siber.
Akun tersebut memuat konten pornografi, sekaligus menawarkan jasa perempuan untuk dijadikan sebagai obyek seksualitas.
Hasilnya, tim saber menguak identitas pemilik akun itu.
Namanya Nuryadi (36), warga Semarang Selatan.
"Sudah sidang. Vonisnya beberapa tahun kami tidak tahu. Kami tidak mendapat tembusan itu," ujarnya.(*)