Anak Jabat Wali Kota, Bapak Calon Gubernur, Keduanya Ditangkap KPK

"Karena praktik suap seperti itu sebenarnya seolah telah menjadi kelaziman di daerah selama ini,"

Editor: Safruddin
Tribunnews
Walikota Kendari Adriatma Dwi Putra dikawal petugas tiba untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Kamis (1/3/2018). KPK mengamankan total 4 orang yang terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Kota Kendari kemarin. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan tujuh orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Tujuh orang diamankan dalam operasi senyap itu, dua diantaranya Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP) dan sang ayah Asrun yang merupakan mantan Wali Kota Kendari dua periode.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan bahwa dari ketujuh orang itu hanya empat yang diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif.

"Yang bersangkutan sedang dibawa ke Jakarta," ujar Agus kepada wartawan di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).

Baca: Angela Lee Ditangkap Polisi, Ini Kasus yang Menjerat Sang Selebgram

Baca: Penyanyi Widi Mulia Kapok Tak Mau Lagi Diundang Di Acara Brownies, Ini Alasannya

Baca: Menyentuh, Begini Ungkapan Perpisahan Kajol untuk Mendiang Sridevi

Meski mengungkapkan hal tersebut, namun Agus belum mau merinci kasus yang menyeret keempat orang tersebut.

Menurutnya, semua informasi soal penangkapan itu akan disampaikan dalam konferensi pers yang akan digelar Kamis hari ini.

"Besok (hari ini,red) ada konpers mengenai itu jadi harap anda tunggu mudah-mudahan konpers enggak terlalu malam," jelas Agus.

Ketua Front Pembela Rakyat, Ridwan Azali, memberikan apresiasi kepada tim satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dikabarkan melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pejabat publik di Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Karena praktik suap seperti itu sebenarnya seolah telah menjadi kelaziman di daerah selama ini, namun sayang aparat penegak hukum di daerah selama ini terkesan pura-pura tidak mengetahuinya hingga tidak pernah di tindak secara hukum," ujar Ridwan, Rabu (28/2/2018).

Ridwan menambahkan penangkapan terhadap Wali Kota Kendari dan Cagub Sultra itu bisa menjadi pelajaran berharga kepada seluruh pejabat negara di Sultra untuk tidak memakan uang rakyat.

Menurutnya penangkapan tersebut, menjadi contoh dan preseden yang buruk untuk generasi penerus yang melanjutkan roda pemerintahan di Sultra.

Menurut Ridwan, KPK harus tetap mendapatkan dukungan dari masyarakat untuk memberangus praktik korupsi.

Baca: Sempat Coba Bunuh Diri Karena Terlilit Utang Miliaran, Selebgram Cantik Ini Akhirnya Masuk Penjara

Baca: Usai Laporkan Dimas Anggara ke Polisi, Pria Ini Didatangi Gerombolan Berbadan Tegap

"Korupsi telah mewabah hampir ke setiap jenjang yang ada. Mari sama-sama terus kita jaga dan dukung KPK demi wujudkan Indonesia yang terbebas korupsi," tutup dia.
Seperti diketahui, KPK masih menggali sejumlah informasi terkait dengan penindakan di Sultra.

Hal ini terkait dengan adanya operasi tangkap tangan (OTT) yang diduga menciduk Wali Kota Adriatma Dwi Putra dan sang ayah Asrun, yang merupakan calon Gubernur Sultra.

Pernah dilaporkan Model

Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra pernah dilaporkan seorang model di Polda Metro Jaya.

Adriatma dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh model Destiya Purna Panca alias Destiara Talita.

"Iya sudah kita hentikan penyelidikannya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/1/2018).

Argo menjelaskan, penyidik tidak mempunyai cukup bukti untuk menjerat Andriatma dalam kasus itu.

Baca: Tinggal Berimpitan dengan 5 Orang di Dalam Sel, Roro Fitria Susah Tidur

Baca: Mantan Kapolda Lampung Akan Jabat Kepala BNN Gantikan Buwas

Sehingga, proses penyelidikannya harus dihentikan. "Dihentikan karena tidak ditemukan adanya unsur pidana dalam kasus itu," kata Argo.

Seorang Model Wanita Adriatma dilaporkan Destiara Talita ke Polda Metro Jaya pada 8 Agustus 2017.

Berdasarkan keterangan Destiara, Adriatma memakinya dengan kata-kata kasar saat diminta untuk menikahinya.

Keduanya telah berhubungan sejak 2016. Namun, pada 2017 Destiara mulai kesulitan jika ingin menghubungi Adriatma.

Saat berhasil menghubungi Adriatma, Destiara mengaku sang politikus itu malah memaki-maki dirinya.

Terkait pelaporan ini, Adriatma membantah menjalin hubungan dengan Destiara. Adriatma mengaku baru mengenal Destiara pada Juni 2017 lalu.

Pertemuannya dengan Destiara terjadi di tempat makan sebanyak dua kali. Ia membantah menjanjikan nikah siri kepada Destiara. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved