Liputan Khusus Tribun Lampung
Ruang Tunggu Gedung Terminal Rajabasa Malah Jadi Lapangan Bulutangkis
Kondisi gedung kembar Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, kini semakin semrawut.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
"Orang-orang sini juga yang main. Tapi pas mudik kemarin (2017), sempat dicabut (tiang). Cuma, dipasang lagi," ujar Yati, Selasa (3/4/2018).
Kepala Terminal Rajabasa, Deni mengakui, lapangan tersebut dibuat pihaknya dan orang-orang yang ada di terminal.
Menurutnya, lapangan tersebut hanya digunakan saat malam hari.
"Itu buat yang piket malam. Untuk sekadar cari keringat kalau pas piket malam," tutur Deni, Rabu (4/4/2018).
Lapangan tersebut, Deni mengungkapkan, bukanlah lapangan permanen.
Sebab, kedua tiang penyangga net bisa dilepas.
"Itu (tiang) tidak permanen kok, bisa dibongkar pasang," ucap Deni.
Menurut Deni, pembuatan lapangan tersebut hanya memanfaatkan kondisi.
Hal itu lantaran fungsi gedung AKAP maupun AKDP belum berjalan maksimal.
Gedung Terminal Rajabasa Belum Maksimal
Dalam perencanaan awal, Deni mengungkapkan, kedua gedung tersebut berfungsi sebagai lokasi sentral untuk melayani penumpang.
Karena sebelumnya bus masing-masing tujuan, baik AKDP maupun AKAP, lokasinya di dalam terminal belum tertata.
"Sejauh ini, fungsi gedung memang belum berjalan maksimal. Masih banyak kendala dan hambatan, untuk mengembalikan fungsi kedua gedung itu ke fungsi awalnya," papar Deni.
Catatan Tribun, gedung kembar setinggi dua lantai tersebut berdiri di atas lahan seluas 13 hektare.
Di lantai dua, jembatan penyeberangan orang sepanjang 15 meter, menghubungkan gedung AKAP dan AKDP tersebut. Jembatan itu ditujukan untuk mobilisasi penumpang, yang hendak berpindah dari bus AKAP ke AKDP atau sebaliknya.
Kedua gedung memiliki aula di lantai satu, yang berfungsi sebagai ruang tunggu penumpang dengan kapasitas masing-masing 1.000 orang.