Liputan Khusus Tribun Lampung
Ruang Tunggu Gedung Terminal Rajabasa Malah Jadi Lapangan Bulutangkis
Kondisi gedung kembar Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, kini semakin semrawut.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
"Tadinya memang di atas, cuma sepi. Akhirnya, turun," ujar Imah.
Meski sudah turun ke lantai satu, Imah menerangkan, hal itu ternyata tidak membuat dagangannya laris.
Lantaran, penumpang jarang masuk ke dalam gedung.
"Yang beli paling sopir bus sama orang-orang terminal. Kalau penumpang, jarang sekali," terang Imah.
Yati menegaskan, jumlah penumpang yang membeli barang dagangannya tidak sampai sepuluh orang per hari.
Kondisi tersebut terjadi sepanjang hari.
"Itu juga jarang ada yang pesan minum atau makan, paling beli rokok terus ke depan lagi," papar Yati.
Terminal Rajabasa Dikelola Pusat
Ketika ditanyakan terkait gedung AKAP yang dibuat jadi lapangan bulutangkis, Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung, Minto Raharjo menerangkan, pemprov tidak lagi memiliki kewenangan mengatur Terminal Rajabasa.
Hal itu karena pengelolaan terminal tersebut telah diserahkan kepada pemerintah pusat.
"Pengelolaannya sekarang di Kemenhub (Kementerian Perhubungan). Jadi, silakan konfirmasi ke sana," ucap Minto singkat, Rabu.
Sementara, Deni mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pembenahan di dalam gedung AKAP dan AKDP.
Dalam waktu dekat, ia berencana merelokasi pedagang agar menempati lantai dua.
"Kalau memindahkan pedagang ke atas, mudah saja. Bagaimana menjaga pedagang untuk tetap berada di sana yang susah. Karena, sudah berulang kali kami pindahkan ke atas, mereka turun lagi," jelas Deni.
Karena itu, ia pun berencana hanya membuka satu pintu yang menjadi akses keluar masuk gedung.
Sehingga, petugas mudah melakukan pemantauan.
Sebab, banyaknya pintu yang menjadi akses keluar masuk gedung, kerap digunakan pedagang untuk memindahkan barang dagangan mereka dari lantai dua ke lantai satu.
"Nanti, kami upayakan dengan menggembok pintu, dan hanya menyisakan satu pintu," ujar Deni.
Selain itu, ia akan mengembalikan loket, agar menghadap ke dalam gedung. "Jadi, tidak ada lagi loket penjualan tiket yang menghadap ke luar," tegas Deni.
Menurut Deni, ia juga telah memberikan laporan terkait kondisi infrastruktur gedung kepada Kemenhub.
Satu di antaranya persoalan jembatan penyeberangan orang antara kedua gedung.
Jembatan berlapis beton tersebut dianggap sudah tidak lagi kokoh.
Baca: Harga Tanah di Bandar Lampung Naik 10 Kali Lipat, Ini Penyebabnya
Sehingga, jembatan tersebut tidak digunakan.
"Kalau banyak orang yang jalan di atas situ, jembatannya goyang. Saya sudah kasih laporan ke Kemenhub. Tapi karena masih harus menunggu pembahasan pusat, belum bisa dipastikan kapan ada pembenahan," papar Deni.
Artikel ini telah terbit di Laporan Khusus Koran Tribun Lampung edisi Jumat, 7 April 2018.