Liputan Khusus Tribun Lampung
Ruang Tunggu Gedung Terminal Rajabasa Malah Jadi Lapangan Bulutangkis
Kondisi gedung kembar Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, kini semakin semrawut.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
Masih di lantai satu, setiap gedung juga dilengkapi ruangan untuk penjualan tiket, atau loket.
Sementara, lantai dua dikhususkan buat para pedagang.
Pada saat peresmian gedung, ada 164 lokasi berdagang dalam bentuk kios, hamparan, maupun grosir, yang disediakan.
Kini para pedagang yang mayoritas berjualan makanan, justru berjejalan di aula.
Mereka turut meletakkan gerobak maupun meja dan kursi saat berdagang.
Di masing-masing aula kedua gedung tersebut, setidaknya ada 15 lapak pedagang.
Kesan semrawut muncul akibat keberadaan lapak para pedagang yang tak teratur.
Selain itu, kesan kotor terlihat dari lantai yang tampak kusam.
Bahkan, beberapa keramik telah hilang dari lantai.
Walaupun diperuntukkan sebagai ruang tunggu, aula gedung AKAP maupun AKDP tak tampak dilengkapi kursi.
Adapun, kursi kayu maupun plastik yang berjejer di sejumlah titik, diketahui milik pedagang.
Kesan tak terawat juga tampak di lantai dua, yang dalam kondisi kosong akibat pedagang memilih berjualan di lantai satu.
Tak hanya berdebu, sejumlah kotoran burung juga terlihat tercecer di sejumlah sudut di lantai dua.
"Sepi kalau di atas (lantai dua), jarang ada yang mau naik," kata Yati (42), yang sekarang berjualan di aula gedung AKAP.
Alasan senada juga disampaikan Imah (39), yang menggelar lapaknya di aula gedung AKDP.