Tetangga Tahu Suka Pijat Anak dan Bayi, Ternyata Nenek Ini Lakukan Hal Tak Terduga

Tetangga rumah hanya mengetahui nenek berinisial S ini suka memijat anak dan bayi.Ternyata lebih dari itu.

Editor: Safruddin
ist
tidak untuk aborsi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tetangga rumah hanya mengetahui nenek berinisial S ini suka memijat anak dan bayi.

Ternyata profesi sang nenek lebih dari itu, dan terpaksa berurusan dengan aparat keamanan.

Jajaran Polresta Bandar Lampung meringkus seorang nenek berinisial S yang diduga membuka praktik aborsi di Jalan Sejahtera 4, Kelurahan Sumberejo, Kemiling, Bandar Lampung.

Nenek yang akrab dipanggil Mbah S ini dibawa oleh anggota Satuan Reserse Polresta Bandar Lampung Jumat (4/5).

Hal ini pun dibenarkan oleh tetangganya yang tak mau disebut namanya. Jika mbah dibawa oleh polisi.

"Memang benar, kalau nggak salah habis magrib dibawa polisi, cuman saya nggak tahu masalahnya," tuturnya, Minggu (6/5).

Baca: Tak Cuma Tajir tapi Ganteng Banget! Para Pangeran Cendana Hadiri Nikahan Cicit Presiden Soeharto

Tetangganya ini pun mengetahui selama ini Mbah S hanya bekerja sebagai dukun pijat anak.

"Ya setahu saya dukun pijat anak, ramai kok yang datang, selain itu dia punya kontrakan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT 9 Sunar membenarkan penangkapan warganya yang diduga sebagai dukun aborsi.

"Ya benar ada penangkapan warga saya, beritanya (dukun aborsi) seperti itu. Kalau proses selanjutnya saya belum tahu karena setahu saya itu ya cuman dukun pijat bayi. Untuk selanjutnya dia (mbah) melakukan hal itu (dukun aborsi) saya belum tahu," ungkapnya.

Sunar pun menuturkan, jika Mbah S sendiri sejauh ini hanya diketahui membuka praktik sebagai dukun pijat anak.

"Ya selama ini warga kami sering datang ke beliau (mbah) untuk memijat anaknya, nah kalau sampai sejauh itu ya saya kaget, sama aja nglangkahin saya sebagai pamong," ujarnya.

Masih kata dia, polisi datang dan membawa mbah atas dasar laporan dari beberapa warga.

"Ya awalnya ada laporan dari warga tentang adanya praktik aborsi yang dilakukannya, cuman warga jauh bukan warga sini, warga sini malah nggak tahu," tegasnya.

Saat ditanya soal olah tempat kejadian perkara (TKP), Sunar mengaku polisi sudah melakukannya di kediaman mbah.

"Iya izin ke saya sempat oleh TKP. Saya sempat menghadiri, kalau selanjutnya belum tahu, cuman dari polres hanya izin dan korban juga belum ada kabar," tutupnya.

Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Murbani Budi Pitono membenarkan soal penangkapan nenek-nenek yang diduga membuka praktik aborsi di Jalan Sejahtera 4, Kelurahan Sumberejo, Kemiling.

Meski demikian, Murbani menegaskan jika nenek tersebut masih dalam proses pendalaman.
"Ini masih kami kembangkan, tapi nanti akan diekspose," ujarnya, Minggu.

Terkait saksi-saksi, alumnus Akabri 1995 ini mengaku sudah dimintai keterangan.

Baca: Terungkap, Ini Maksud Sandiaga Uno Diam-diam Temui Jusuf Kalla. Bahas Anies Baswedan

"Saksi-saksi sudah ditanyain, ada tiga saksi tapi masih sementara, nanti ditunggu (hasil pemeriksaan) korbannya," jelasnya.

Murbani menambahkan, barang bukti yang diambil dari rumah nenek sudah diamankan.

"Barang bukti sudah ada, tapi nanti saya cek lagi," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Harto Agung Cahyono mengaku masih mengumpulkan berapa banyak korban dari praktik aborsi si nenek.

"Kami masih mengumpulkan korban, tapi (nenek) sudah diamankan," katanya.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung tengah melakukan program implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja.

Program ini merupakan bagian dari pengembangan program get up speak out (GUSO) yang diadakan PKBI di Kota Bandar Lampung.

Direktur Eksekutif PKBI Lampung Dwi Hafsah Handayani mengatakan, program ini untuk menghadapi berbagai persoalan remaja.

Di antaranya kehamilan tidak diinginkan, aborsi tidak aman, kekerasan dalam pacaran, penyalahgunaan narkoba, serta penularan HIV Aids.

Menurut Hafsah, program implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja menggunakan modul SETARA di SMP.

Modul tersebut diberikan kepada anak-anak kelas 7 dan 8.

Isi modul di antaranya adalah tentang pertemanan, bagaimana tumbuh kembang remaja, cara mengelola stres, mengahadapi masa pubertas, dan lain-lain.

Baca: Oknum LSM Diduga Memeras Kepala Pekon Diringkus Polisi

"Bahkan di modul itu juga berisi bagaimana mereka mengakses layanan apabila mereka menghadapi persoalan," jelas Hafsah ketika bersilaturahmi ke kantor Tribun beberapa waktu lalu.

Hafsah mengatakan, sebenarnya kebutuhan remaja terhadap layanan sosial itu tinggi. Akan tetapi kemauan remaja untuk mendatangi layanan kecil sekali.

Menurutnya, kalaupun ada itu adalah mereka yang menghadapi persoalan berat seperti kehamilan dan pelecehan seksual.

"Biasanya remaja yang datang itu adalah remaja yang sekolah dan rumahnya jauh. Sedangkan untuk persoalan yang ringan mereka lebih banyak mendatangi layanan online," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved