Saat Arus Mudik 2018, Tol Lampung Tidak Direkomendasikan Digunakan pada Malam Hari
JTTS atau Tol Lampung rencananya digunakan sebagai jalur fungsional saat arus mudik Lebaran 2018.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kondisi penerangan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang belum maksimal, sepertinya juga akan menjadi pertimbangan tim penilai laik fungsionalnya jalan tol, yang terdiri dari Korlantas Polri, Kemenhub, dan BPJT.
Berdasarkan penelusuran Tribun pada Minggu (13/5/2018), lampu penerangan jalan umum (PJU) yang berdiri, baru di lokasi simpang susun dan seputaran gerbang tol.
Sedangkan di sepanjang ruas jalan, terpantau hampir tidak ada PJU.
JTTS atau Tol Lampung rencananya digunakan sebagai jalur fungsional saat arus mudik Lebaran 2018.
Baca: Selamatkan Motor Pemuda Tak Dikenal, Nenek Ini Nekat Melawan Begal
Ruas yang akan difungsikan sepanjang 80 kilometer (km), mulai Pintu Tol Bakuheni sampai Pintu Tol Kota Baru, Jati Agung, Lampung Selatan.
Dari total 80 km tersebut, terdapat empat gerbang tol yang sudah beroperasi. Yakni, Pintu Tol Bakauheni Selatan di KM 0, Pintu Tol Bakauheni Utara di KM 8, Pintu Tol Lematang di KM 74+300, dan Pintu Tol Kota Baru di KM 80.
Total ada sekitar 200 lebih tiang lampu PJU di masing-masing simpang susun.
Jarak antar tiang lampu berkisar 10 sampai 20 meter.
Tiang lampu PJU berdiri di tiga sisi, yakni sisi kiri, kanan dan di median jalan.
Pimpinan Proyek Paket I dan Paket II PT Hutama Karya, selaku kontraktor Tol Lampung, Slamet Sudrajat mengungkapkan, penerangan jalan hanya di titik yang sudah dioperasikan.
Karena, kata Sudrajat, belum memungkinkan untuk memasang PJU di lokasi jalan yang belum selesai pengerjaan.
"Lagipula memang PJU hanya dipasang di interchange (simpang susun) dan gerbang tol," kata Sudrajat, Rabu (16/5/2018).
Manajer Teknik PT Waskita Karya, Masesa Edward, membenarkan bahwa lampu PJU memang hanya akan dipasang di simpang susun dan gerbang tol.
Karena itu, Edward tidak merekomendasikan Tol Lampung digunakan sebagai jalur mudik pada malam hari.
"Kalaupun memang harus digunakan (pada malam hari), pihak dari Ditlantas harus menaruh personel di titik-titik yang bersinggungan dengan jalan warga. Karena kan memang jalan tol yang bersinggungan dengan jalan warga belum terbangun jalan layangnya. Sehingga sangat membahayakan bagi pengendara kalau malam hari," ucap Edward.
Rest Area
Tidak hanya lampu PJU yang menjadi persoalan, kondisi rest area juga sangat dibutuhkan para pengendara yang melintas di jalan tol.
Biasanya, rest area atau tempat peristirahatan akan digunakan pemudik untuk beristirahat makan, salat, ataupun sekadar mengisi bahan bakar kendaraan.
Sudrajat mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan rest area sementara berada di KM 27.
Bahkan, Sudrajat mengaku sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak agar pada saat digunakan nantinya, rest area benar-benar berfungsi.
"Saya sudah koordinasi dengan Pertamina, Auto2000, dan yang lainnya. Tetapi, mereka juga sama dengan kami, masih menunggu kepastian, kapan mulai dibuka jalur tol itu. Saya juga tidak bisa memastikan kapan mulai dibuka, karena, kewenangannya bukan di saya. Tapi kalau pun memang sudah pasti (digunakan untuk jalur mudik), kami akan siapkan toilet, musala, tempat makan, termasuk juga mobil derek," ucap Sudrajat.
Untuk rambu lalu lintas, sudah terpasang di empat gerbang tol yang ada.
Sementara untuk rambu penunjuk arah, khususnya ke arah gerbang tol Kota Baru, belum terlihat.
Di Jalan Soekarno Hatta, tepatnya di depan SMAN 5 Bandar Lampung, rambu penunjuk arah menuju gerbang tol Kota Baru tidak terlihat.
Baca: Calon Istri Tiba-tiba Hilang Ingatan Jelang Pernikahan, Pria Ini Rela Menunggu 8 Tahun
Begitu pula di Jalinteng, tepatnya di Desa Hatta sebelum masuk ke gerbang tol Bakauheni Utara.
Rambu penunjuk arah ke dalam gerbang tol tidak terlihat.