Jawaban Menohok Tuan Guru Bajang atau TGB soal Pencoretan dari Daftar Capres Alumni 212

"Apa risikonya kalau dicoret? Kita bisa tetap ngaji di sini, bisa tetap silaturahmi, Insya Allah kita bisa makan tiga kali sehari," kata TGB.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan klarifikasi terkait pemeriksaannya oleh KPK. TGB bicara kepada wartawan di Pendopo Gubernur, Minggu malam (27/5/2018).(KOMPAS.com/FITRI) 

"Saya berjanji ke Tuan Guru, saya tak datang ke NTB, namun jadwal saya di 2018 sampai hari 'H' mencoblos di 2019, saya akan sampaikan dimana-mana posisi, dimana Tuan Guru yang bisa datang, kita juga mau ke situ. Misalnya, kebetulan jadwal saya di bulan ini di Ambon, Tuan Guru bisa hadir, maka langsung saja. Syukur-syukur pada hari itu, nomor sudah dapat di tangan. apa harus begini, begini," ungkap Abdul Somad yang langsung disambut tepuk tangan dan luapan kegembiraan para peserta.

"Coba kawan-kawan bayangkan, kita ini pulang, ke tanah air bisa dikelompokkan. Pertama akademisi di kampus. Yang di kampus paling tidak 1 semester menguasai 10 lokal. Itu sudah berapa suara. Kedua kelompok Sofa Marwa. Satu bulan ada tujuh keberangkatan. Itu berapa yang bisa kita masukkan lewat manasik. Ketiga adalah pegawai. Semua Al Quran yang dicetak melalui mereka. Link link ini kita hidupkan lagi," ujar Abdul Somad.

Tuan Guru Bajang pun menanggapi apa yang disampaikan Abdul Somad.

"Apa yang terucap itu adalah suara hati dan harapan. karena itu menyangkut saya dan besar sekali husnudzan dan yang menyampaikan itu terhadap pribadi saya, saya menyampaikan jazakumullahu khairan katsiran setelah beristighfar pada Allah SWT," ujarnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved