7 Mitos Seputar Makanan yang Masih Banyak Dipercaya Masyarakat, No 1 dan 2 Paling Sering
7 Mitos Seputar Makanan yang Masih Banyak Dipercaya Masyarakat, No 1 dan 2 Paling Sering
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Menjadi kebutuhan primer semua orang, seringkali ada orang yang khawatir mengonsumsi makanan dan minuman tertentu karena adanya mitos yang berkembang di lingkungan sekitar.
Ambil contoh, konsumsilah banyak wortel untuk memperbaiki penglihatan orang yang memakai kacamata minus.
Baca: Rutin Berjalan Kaki Selama 30 Menit Sehari, Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh
Padahal, kandungan vitamin A yang ada dalam wortel hanya berfungsi untuk menjaga kesehatan mata agar selalu dalam kondisi prima.
Menurut Profesor Algis Vingrys dari University of Melbourne Department of Optometry and Vision Services, konsumsi wortel tidak akan meningkatkan penglihatan jika tak diimbangi menerapkan diet dengan gizi seimbang.
Baca: Viral Foto Ratna Sarumpaet Diduga Dianiaya, Netizen Ungkap Kejanggalan Ini
Melansir The Sun, ini dia mitos seputar makanan yang masih banyak beredar dan banyak dipercaya masyarakat.
Apa saja?
1. Karbohidrat dapat membuat gemuk
Hingga saat ini, masih banyak yang percaya bahwa cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah tidak mengonsumsi karbohidrat.
Banyak orang meyakini, berhenti mengonsumsi karbohidrat otomatis akan memangkas berat badan dengan cepat.
Seorang ahli gizi asal Australia Susie Burrell mengungkapkan fakta akan hal ini.
Sebenarnya, karbohidrat diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh kita secara efisien.
“Jika kita mengonsumsi kurang dari 80g total karbohidrat setiap hari tetapi melakukan banyak latihan, karbohidrat akan terlalu rendah untuk benar-benar memetabolisme lemak tubuh dan laju metabolisme akan melambat seiring waktu,” jelas Burrell.
Burrell menyarankan untuk menambahkan sepotong buah, roti, atau setengah cangkir gandum utuh untuk makanan yang dimakan langsung setelah berolahraga.
Kegunaannya untuk meningkatkan asupan dan mendukung sistem metabolisme tubuh.
Kekurangan karbohidrat juga dapat meningkatkan risiko kematian dini, kehilangan fokus, dan mudah merasa lelah.