Kontroversi Misteri Hilangnya Jamal Khashoggi: ’Korbankan’ Jenderal, Dibunuh Pakai Cairan Asam

Jika benar, maka kabar tersebut akan menjadi pengakuan besar dari Pemerintah Arab Saudi dalam kasus hilangnya Khashoggi.

DW
Jamal Khashoggi 

Padahal, berbagai bukti yang mengaitkan dengan dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi semakin kuat selama dua pekan terakhir ini.

Baca: Tersangka Pembunuh Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, Tewas dalam Kecelakaan di Riyadh

Khashoggi, mantan orang dekat pemerintahan Saudi, kini menjadi pengkritik sang putra mahkota Pangeran Mohammad bin Salman (MBS).

Selain dikenal amat berkuasa di negerinya, Pangeran MBS juga yang menjadi jangkar penguatan hubungan militer dan komersial antara Saudi dan pemerintahan Trump.

Pernyataan Trump ini berbeda dengan apa yang disampaikan Menlu Mike Pompeo beberapa jam sebelumnya.

Pompeo yang awal pekan ini berkunjung ke Arab Saudi menyatakan, Riyadh harus diberi waktu beberapa hari lagi untuk menyelesaikan investigasi. 

”Setelah investigasi selesai, barulah kami bisa membuat keputusan bagaimana AS harus merespons," ujar Pompeo.

Sementara ittu, empat kelompok pejuang HAM dan perlindungan jurnalis mendesak pemerintah Turki untuk meminta PBB menggelar investigasi.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Human Right Watch (HRW), Amnesti Internasional, dan Reporter Tanpa Batas menilai investigasi PBB yang bisa mengungkap kasus ini.

Sayangnya AS, patron terkuat Arab Saudi, berulang kali memberi keluarga kerajaan Saudi kesempatan karena pemerintahan Trump tak mau menempatkan hubungan kedua negara dalam risiko.

Trump berulang kali menyebut kesepatakan pembelian senjata dalam jumlah besar yang sudah diteken Saudi.

Sedangkan Menlu Pompeo menginngatkan pentingnya hubungan strategis jangka panjang dengan kerajaan kaya minyak itu.

"Saudi akan terus menjadi rekan penting dalam upaya memerangi terorisme, Saudi juga menjadi penjaga dua tempat suci. Hal itu harus kita ingat," ujar Pompeo. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Raibnya Jamal Khashoggi, Seorang Jenderal Jadi Kambing Hitam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved