Tribun Bandar Lampung
Menengok Kampung Belajar D'lima yang Dikelola Santri - Ada Wahana Edukasi Sambil Bermain
Tempat ini diberi nama Kampung Belajar D'lima. Lokasinya di tengah permukiman padat penduduk.
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Yoso Muliawan
Kerennya lagi, seluruh fasilitas di Kampung Belajar D'lima dikelola dan dibangun oleh tangan-tangan terampil para santri Ponpes Miftahul Jannah Mastal, Bandar Lampung. Misalnya saja, unit cottage sederhana yang ada di sini.
Keempat "gubuk" itu, tutur Syahri, disediakan bagi siswa atau keluarga yang berminat untuk bermalam di Kampung Belajar D'lima.
"Kami kasih nama Rumah Lupis, karena bentuknya kayak lupis," ujarnya seraya tertawa.
Syahri menceritakan, keempat Rumah Lupis itu dibangun dalam tempo satu bulan saja.
"Itu semua kami bikin pas (bulan) Ramadan kemarin. Semuanya dikerjakan anak-anak santri, dengan dibantu adik saya, Ali," tambah suami Siti Kayisha Sarah ini.
Setiap hari, santri-santri usia SD dan SMP secara bergantian mengelola tempat ini.
"Kalo (santri) yang SD kan masuk pagi sekolahnya. Jadi, mereka pulang siang, langsung ke sini. Sedangkan yang SMP, karena masuk siang, paginya udah di sini," ungkap Syahri seraya menyebutkan, Ponpes Miftahul Jannah Mastal saat ini memiliki 13 santri seusia SD, 21 santri SMP, dan 42 santri SMA.
Bahkan, imbuh Syahri, Polsek Kedaton juga berkontribusi dalam pembangunan fasilitas di Kampung Belajar D'lima.
"Kami bersyukur, Kampung Belajar mendapat support dari sejumlah pihak, termasuk Polsek Kedaton. Waktu itu semua anggota dikerahkan untuk ngecat di sini," tuturnya.
Sebagai kegiatan rutin, para santri juga dilibatkan dalam proses produksi minyak sereh. Pabrik minyak sereh tersebut milik Marwan, si empunya lahan.
"Pabrik minyak sereh ini punya Pak Haji Marwan. Udah lama ada di sini, sebelum Kampung Belajar ada. Jadi kami di sini dipasrahkan mengelola pabrik ini," cerita Syahri.
Sebagai bahan baku, tanaman sereh diperoleh dari ladang seluas lima hektare di kawasan Batu Putu, Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjungkarang Barat.
"Kami sewa lahan di situ. Tanahnya punya PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum Way Rilau)," kata Syahri.
Dari lahan seluas itu, dihasilkan sekitar 250-300 liter minyak sereh. Hasilnya dijual ke pengepul di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.