Tribun Tanggamus

Lalu Lintas Lumpuh, Jalinbar Sedayu Tertutup Longsor dan 4 Tiang Listrik Roboh

Jalan lintas barat (jalinbar) ruas Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka tertutup longsoran tebing dan empat tiang listrik roboh, Sabtu 1 Desember 2018.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Tri
4 Tiang Listrik Roboh di Jalinbar Sedayu 

Laporan wartawan Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Jalan lintas barat (jalinbar) ruas Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka tertutup longsoran tebing dan empat tiang listrik roboh, Sabtu 1 Desember 2018.

Menurut Kasatlantas AKP Dade Suhaeri, ada dua titik longsoran di ruas jalan tersebut. Satu titik longsoran bisa dilalui kendaraan dan satu titik longsoran tidak bisa dilewati kendaraan.

"Jalan yang tertutup longsoran sepanjang 35 meter. Kami sudah
koordinasi dengan P2JN untuk pengadaan alat berat guna pembersihan material longsor," ujar Dade, mewakili Kapolres Tanggamus AKP I Made Rasma.

Ia mengaku, anggota kepolisian juga berkoordinasi dengan masyarakat setempat agar membantu penanganan longsoran di jalinbar ini.

Curah Hujan Tinggi Warga Diimbau Waspadai Bencana Banjir

"Kami berupaya meminimalisir lakalantas yang timbul akibat jalan longsoran, dan mempercepat pembersihan material longsor sehingga jalan bisa dipergunakan," tambah Dade.

Kapolsek Semaka AKP Muji Harjono menambahkan longsoran terjadi setelah hujan deras sejak Jumat 30 November 2018 hingga Sabtu 1 Desember 2018 pukul 3 dini hari.

"Ada empat tiang listrik dan pohon di jalinbar Sedayu roboh hingga menutup jalan sehingga menyebabkan tertutupnya akses lalu lintas," ujar Muji.

Ia merinci titik longsoran dan tiang listrik roboh yakni di tikungan pertama jalinbar Sedayu terdapat dua tiang listrik roboh.

Diguyur Hujan, Akses Jalan Menuju Desa Way Kalam Nyaris Tertutup Akibat Longsor

Lalu di Dusun Sridadi, Pekon Sedayu, tepatnya di atas rumah makan PKS Grup, ada dua tiang listrik. Tiang listrik ada roboh tutupi jalan dan ada yang tidak tutupi jalan.

Sedangkan longsoran di leter S jalinbar Sedayu, dan di Dusun Sridadi tepatnya pada tikungan di atas rumah makan PKS grup. Di sini satu rumah rusak dan satu rumah tertimbun tanah longsor. Lalu longsoran tutupi jalan.

Sedangkan korban luka yaitu Iwan (55) karena rumahnya tertimpa reruntuhan bangunan rumah setelah rumahnya terkena longsoran tanah.

Lalu rumah rusak lainnya milik Solihin (33) yang roboh terbawa reruntuhan tanah longsor. Namun untuk korban jiwa sebab rumah ini dalam keadaan kosong.

"Saat ini personel Polsek Semaka masih ada di lapangan untuk monitoring kondisi dan membantu penanganan longsoran," ujar Muji.

Tanggul Jebol

Sekitar 200 rumah di Pekon Banding, Kecamatan Bandar Negeri Semong sempat terendam banjir pada Sabtu, 1 Desember 2018.

Menurut Kapolsek Wonosobo Inspektur Satu Amin Rusbahadi, banjir karena tanggul sungai Way Semong jebol sepanjang 40 meter.

"Tanggul yang jebol sepanjang 40 meter, tanggul itu tingginya enam meter, lebar empat meter. Akibatnya air mengalir ke pemukiman dan menggenangi 200 rumah warga," kata Amin mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma.

• Lalu Lintas Lumpuh, Jalinbar Sedayu Tertutup Longsor dan 4 Tiang Listrik Roboh

Ia menambahkan tingginya volume air sungai setelah hujan sejak Jumat 30 November 2018 malam sampai Sabtu 1 Desember 2018 dini hari.

"Air yang menggenangi pemukiman warga tingginya antara 50 cm sampai 80 cm. Tidak ada korban jiwa dari banjir ini," ujar Amin.

Harapannya sesegera mungkin mengambil langkah untuk membenahi tanggul, jika tidak air akan terus mengalir ke pemukiman warga.
"Apabila hujan turun lagi tanggul belum diperbaiki dimungkinkan akan terjadi banjir atau genangan yang lebih besar dan meluas ke pekon-pekon lainnya," tambah Amin.

Untuk mengatasi dampak banjir di lokasi ini anggota Polsek Wonosobo, pekon kecamatan, Babinsa bersama masyarakat mengevakuasi barang-barang mereka ke tempat aman. 

Imbauan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memperkirakan wilayah Lampung akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama tiga hari ke depan.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Rudi Hariyanto, mengatakan, keadaan ini akan terjadi di wilayah Lampung bagian timur, selatan, dan utara.

"Hujan terjadi pada siang hingga sore hari. Pagi hari akan didominasi awan, dan siang hari terjadi gumpalan awan. Lalu sore hari dimungkinkan terjadi hujan," kata Rudi, Jumat (30/11/2018).

Menurut dia, saat ini Lampung sudah diprediksi masuk musim penghujan. Di beberapa daerah diprediksi intensitasnya tinggi.

"Ada daerah berpotensi bencana seperti tanah longsor, banjir bandang Kelumbayan, Pesawaran karena memang debit airnya sudah banyak," paparnya.

Rudi pun mengimbau masyarakat mewaspadai bencana karena faktor cuaca atau musim hujan sekarang ini.

Wilayah Lampung sejak Kamis sore hingga Jumat pagi (29-30/11) diguyur hujan lebat hingga membuat beberapa wilayah mengalami banjir.

Empat kabupaten/kota yakni Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran, dan Tanggamus terendam air.

Lokasi banjir terparah terdapat di Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung, Lamsel.

Sekitar seribuan rumah terendam air, di mana beberapa titik mencapai seleher orang dewasa. Banjir juga sempat melumpuhkan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Banjir ini merupakan yang terparah di Desa Rangai Tritunggal. Sampai Jumat sore, genangan air masih mencapai selutut orang dewasa.

Warga pun berharap tidak terjadi hujan susulan dan adanya bantuan dari pemerintah.

Kepala Desa Rangai Tritunggal, Sofian, mengatakan, banjir melanda 12 dari 13 dusun yang ada di Desa Rangai Tritunggal. Ia berharap pemerintah cepat menggelontorkan bantuan.

Imron (40), warga Dusun Rangai, Desa Rangai Tritunggal, menuturkan, banjir kali ini yang terparah dibandingkan sebelumnya.

Genangan air karena faktor hujan deras yang mengguyur semalaman, bukan disebabkan luapan air laut.

Menurut Imron, sejumlah bangunan yang biasanya tidak terkena banjir, kali ini juga tergenang.

Bahkan ada beberapa lokasi di ketinggian air mencapai seleher orang dewasa.

"Ini baru pertama kali pol-polnya, ada yang sampai seleher (ketinggian air). Masjid saja kena sampai dalam, biasanya gak kena," kata Imron.

Ia pun berharap adanya bantuan dari pemerintah. Apalagi, banjir belum juga surut.

"Harusnya ada, kan rumah yang kena (banjir) banyak, sampai sekarang (Jumat sore) belum surut," ujarnya.

Andika (43), warga Dusun Pulau Pasir, Desa Rangai Tritunggal, mengatakan, genangan air di dusunnya naik dua kali.

Pertama, selepas Magrib air mulai naik hingga sepinggang orang dewasa. Namun, genangan air tersebut berangsur surut sekitar pukul 22.00 WIB.

"Terus hujan lagi, air naik sampai nutupin jalan, sekaki ini (menunjuk lutut)," kata Andika, Jumat.

Pantauan Tribun di Rangai Tritunggal, banjir masih mencapai selutut orang dewasa.

Sebagian besar warga memilih berkumpul di pinggir jalan yang tidak tergenang air.

Namun, ada juga beberapa warga yang bertahan di dalam rumah dengan alasan menjaga harta bendanya agar tidak dijarah orang tak bertanggungjawab.

Tak jauh dari Masjid Arrahman Desa Rangai Tritunggal, beberapa anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel bersama PMI sedang mendirikan tenda.

Saat dikonfirmasi di lokasi, Kasi Rekonstruksi BPBD Lamsel, Lukman Hakim, mengatakan, tenda evakuasi ini untuk dapur umum bagi para korban banjir.

"Saat ini sudah turun Polri, TNI, kami (BPBD), PMI, dan dari dinas kesehatan," kata Lukman.

Lukman mengaku baru bisa mendirikan tenda di Desa Rangai Tritunggal pada Jumat sore, karena personel BPBD disebar ke tiga wilayah lain yang juga terendam banjir.

"Kami tadi (kekuatan anggota) terpecah di tiga titik banjir, yakni di Talang Baru Sidomulyo, Tarahan, dan Rangai Tritunggal. Dan, kami ini baru mendirikan tenda evakuasi," ujarnya.

3 Musibah Landa Limau, Tanggamus. Banjir Genangi 5 Pekon, Longsor Tutupi Jalan dan 10 Perahu Hilang

Menurut Lukman, banjir terparah ada di Rangai Tritunggal.

Karena itulah, BPBD membuka pos bencana di dua tempat di Desa Rangai, yakni di samping Masjid Arrahman dan Balai Desa Rangai Tritunggal.

"Ini (banjir) yang terbesar. Dari 13 dusun di Desa Rangai ada 12 dusun terendam. Diperkirakan ada seribuan rumah terendam," ujarnya. (Tri Yulianto)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved