Tsunami Pesisir Lampung
UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Cerita Nenek Jumilah yang Rumahnya Diterjang Tsunami, Minum Air Laut 2 Kali
Baru saja menutup pintu depan rumahnya, tiba-tiba air sudah masuk dan menyeretnya ke bagian belakang rumah.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Daniel Tri Hardanto
UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Cerita Nenek Jumilah yang Rumahnya Diterjang Tsunami, Sempat Minum Air Laut 2 Kali
Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB ketika air mulai memasuki kediaman Jumilah (60) di Kelurahan Kalianda, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu, 22 Desember 2018.
Ketika itu, nenek yang tinggal sendiri di kediamannya itu hendak beristirahat.
Baru saja menutup pintu depan rumahnya, tiba-tiba air sudah masuk dan menyeretnya ke bagian belakang rumah.
Jumilah sempat terkejut dengan datangnya air tersebut. Karena, tak ada tanda-tanda air laut akan pasang.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Warga GMP Kisahkan Detik-detik Tsunami Terjang Cottage Alau-Alau Laguna
“Saya lihat jendela terbuka, langsung saja saya keluar dari jendela dan lari menjauh. Astaghfirullah,” cerita Jumilah saat ditemui di kediamannya, Minggu, 23 Desember 2018.
Ketika ditemui, Jumilah sedang mengumpulkan pakaian dan barang berharga seperti dokumen penting dan lainnya.
Kondisi rumah Jumilah terlihat utuh di bagian depan dan samping.
Hanya bagian belakang yang tampak hancur.
Sementara kondisi di dalam rumah porak-poranda.
Terlihat pula bekas batas air sekitar dua meter di dinding rumah.
Jumilah sempat mencoba keluar dari rumah melalui pintu depan.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 7 Keluarga Guru asal GMP Mancing Diterjang Tsunami, 1 Anak Tewas, 3 Hilang
Tetapi secara tiba-tiba pula, kata Jumilah, pintu yang biasanya tak sulit untuk dibuka, menjadi susah terbuka.
Ia pun memutuskan untuk keluar melalui jendela.
Jumilah juga mengaku sempat tergulung ombak setinggi hampir dua meter.
Bahkan, Jumilah mengaku sempat dua kali meminum air ombak yang masuk ke rumahnya.
“Begitu keluar, saya langsung lari ke gunung. Sebenarnya sebelumnya sempat saya dengar sebelum mau tidur itu, di atap rumah ada suara seperti dilempari batu. Makanya sembari menutup pintu, saya lihat. Ternyata tidak ada apa-apa. Pas mau masuk lagi ke dalam kamar, ya itu tiba-tiba saya diseret air,” papar Jumilah.
Jumilah mengungsi di kediaman adiknya, tak jauh dari rumahnya.
Menurut Jumilah, rumah adiknya cukup aman karena berada di dataran tinggi. (*)