Tribun Bandar Lampung

Delapan Gardu Listrik di Bandar Lampung Diduga Dirusak

Gardu listrik PT Perusahaan Listrik Negara UID Lampung di delapan lokasi diduga dirusak.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
Istimewa
Kabel pada gardu listrik PLN Lampung diduga sengaja dipotong. 

"Kalau nggak salah dua atau tiga minggu lalu. Posisinya Minggu, warga di sini sedang kerja bakti. Jam 10 pagi, baru sadar lampu-lampu putus. Bahkan ada lampu jalan yang meledak," katanya saat ditemui awak Tribun Lampung, Selasa (29/1/2019).

Eko menjelaskan, warga yang rumahnya masih menggunakan meteran lama paling merasakan dampak. Sementara warga yang rumahnya telah memakai meteran token (pulsa), menurut dia, tidak terdampak karena ada proteksi pada meteran.

"Kalau masih pakai meteran lama, lampu-lampu putus semua. Karena ketika gardu rusak, tegangan listrik langsung naik. Dari normalnya 220 volt ke 380 volt," bebernya.

Eko mengungkapkan, usai kejadian, warga langsung menghubungi PLN. Selanjutnya, sambung dia, tim PLN datang ke lokasi untuk melakukan penanganan.

"Ternyata, yang dipotong di gardu itu kabel tembaga sepanjang 30 centimeter. Pelakunya kemungkinan orang yang paham soal kelistrikan. Soalnya, gardu kan tegangannya tinggi. Kok berani-beraninya potong kabel," tutur Eko.

Ia menambahkan, kerusakan barang-barang elektronik akibat peristiwa tersebut setidaknya terjadi di empat rumah warga.

"Ada sekitar empat rumah yang laporan. Kulkas, AC, TV, dan kipas angin warga di empat rumah rusak," katanya.

Sapto, warga RT 4 Gedung Meneng Baru, Rajabasa, mengungkap total tujuh buah lampu putus lantaran tegangan listrik tiba-tiba naik. Kenaikan tegangan listrik itu diduga dampak dari aksi perusakan gardu listrik di Jalan Bumi Manti 1.

"Dua minggu lalu, pas Minggu. Setelah saya bersih-bersih rumah bareng anak, lampu tiba-tiba mati. Meteran listrik turun," ujarnya saat ditemui awak Tribun Lampung.

Sapto kemudian menaikkan meteran listriknya. Saat itu, jelas dia, lampu hidup dalam kondisi lebih terang, tetapi tiba-tiba meredup.

"Pas ke ruang tengah, lampu di ruang tengah meledak. Terus, lampu meledak lagi di kamar mandi. Akhirnya saya matikan semua. Baru sore saya hidupkan," katanya.

Sapto mengungkap total tujuh buah lampu meledak di lingkungan rumahnya. Lima buah lampu di dalam rumah dan dua buah lampu di kamar kos-kosan di samping rumahnya.

"Di kamar, anak saya biasanya hidupkan kipas angin, nggak pernah mati. Sekarang mati kipas itu," ujarnya.

Menurut Sapto, beberapa rumah di lingkungannya juga terkena dampak dari naiknya tegangan listrik. Ia pun berharap PLN cepat tanggap jika ada masalah serupa.

"Ya walaupun nggak seberapa nilainya (kerusakan), tapi tetap rugi lah. Satu lampu nggak murah juga," katanya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved