Terduga Teroris Ditangkap di Lampung
Ajak Adik Berusia 12 Tahun, Terduga Teroris di Lampung Diduga Belajar Rakit Bom di Serang dan Palu
RS (23) alias PS, terduga teroris asal Lampung yang ditangkap Densus 88 Antiteror, diduga belajar merakit bom di Serang dan Palu.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
"Di Banten itu kira-kira sebulan, baru ke Palu," tambahnya.
Saiung menuturkan, RS baru pulang setelah bermimpi sedang bersimpuh di kaki ibunya.
"Alasan pulang mimpi nyium kaki emaknya. Pulang ke sini gak ada ongkos, akhirnya jual HP," jelas Saiung.
Soal tujuan kepergian RS ke Palu, Saiung mengaku tidak tahu.
"Mungkin ada jaringan, mungkin. Tapi dia gak pernah cerita sama keluarga," tandasnya.
• Detik-detik Terduga Teroris Lampung Ditangkap: Siapa yang Ngelaporin Saya, Pengkhianat!
Teriak Pengkhianat
Sesaat sebelum dibawa polisi, terduga teroris berinisial RS alias PS sempat meneriakkan kata pengkhianat.
Saiung mengatakan, umpatan ini muncul saat RS hendak diamankan polisi.
"Kalau gak salah sehabis Isya dia (RS) dibawa oleh polisi," ungkap Saiung.
"Dia gak ngamuk. Tapi bilang gini, 'Siapa yang ngelaporin saya? Pengkhianat!" kata Saiung menirukan ucapan RS.
Setelah mengamankan RS, polisi tidak langsung pergi.
"Ada bomnya. Jadi ada juga tim Gegana. Untung gak meledak di sini. Jadi apa kalau meledak kampung ini," ucapnya.
Saiung menjelaskan, petugas yang membawa RS mengenakan baju serbahitam dan menenteng senjata laras panjang.
Penampilannya seperti pasukan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Yang bawa RS itu pakai baju ketat. Pakai penutup wajah, helm, serbahitam," katanya.
Saiung menambahkan, bom baru ditemukan setelah tim Gegana turun.
"Jadi bomnya itu ketemu gak lama setelah Gegana datang. Ditaruh di atas genting tetangga. Kebetulan posisi rumah di depan halaman rumahnya. Kan rumah tetangganya di bawah rumahnya," jelasnya.
Bom baru dibawa sekitar pukul 04.00 WIB.
"Saya gak tahu bentuknya seperti apa. Hanya ada tas warna hitam biasa satu," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)