Tribun Tulangbawang
Terjebak Jalan Berlumpur, Nyawa Gadis asal Bandung Nyaris Melayang karena DBD
Buruknya kondisi jalan di wilayah Bumi Dipasena, Rawajitu, nyaris merenggut nyawa seorang warga.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Daniel Tri Hardanto
Terjebak Jalan Berlumpur, Nyawa Gadis asal Bandung Nyaris Melayang karena DBD
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, RAWAJITU - Buruknya kondisi jalan di wilayah Bumi Dipasena, Rawajitu, nyaris merenggut nyawa seorang warga.
Kondisi jalan poros Simpang Penawar-Rawajitu semakin memburuk ketika musim hujan tiba.
Siti Aisyah (19), gadis yang bekerja di sebuah koperasi di Kecamatan Rawajitu Timur, nyaris tak tertolong lantaran kadar trombosit dalam tubuhnya yang terus menurun akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD).
Pada Rabu, 13 Maret 2019 kemarin, warga Bandung, Jawa Barat ini mendatangi puskesmas di Kecamatan Rawajitu Selatan untuk memeriksakan kesehatannya.
Saat itu ia merasa pusing dan sedikit demam.
Ketika itu, pihak puskemas meminta Aisyah dirawat lantaran dipastikan terjangkit DBD.
Melihat kadar trombosit Aisyah yang terus menurun, yakni tinggal 60 ribu platelet per mikroliter, serta kondisi fisik yang semakin melemah, pihak puskesmas meminta pasien segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
• Sempat Kejang dan Pendarahan, Perawat RSUD Bandar Lampung Meninggal Dunia Diduga karena DBD
Puskesmas menyarankan Aisyah dibawa ke rumah sakit di Unit 2 untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.
Sore harinya, pihak keluarga langsung membawa Aisyah menuju rumah sakit.
Namun baru berjalan beberapa menit, mobil yang membawa Aisyah terpaksa berhenti lantaran terjebak lumpur.

Zaenal, kerabat Aisyah, menuturkan, mobil yang mereka tumpangi harus berhenti berjam-jam karena jalan tidak dapat dilewati.
Jalan poros Rawajitu-Simpang Penawar ketika itu becek karena baru diguyur hujan.
Akibatnya, banyak kendaraan yang terjebak dalam lumpur.
Hingga akhirnya keluarga Aisyah ditolong seorang warga yang menunjukkan setapak sempit untuk menghindari kubangan lumpur di badan jalan yang membuat kemacetan.
"Syukurnya ada warga yang baik hati menunjukkan setapak pinggir sawah, sehingga jam satu sudah bisa sampai di rumah sakit," ujar Zaenal kepada Tribunlampung.co.id, Jumat, 15 Maret 2019.
Zaenal menambahkan, kondisi Aisyah ketika tiba di Rumah Sakit Mutiara Bunda Unit 2 Tulangbawang cukup parah.

Akibat buruknya kondisi jalan nasional itu, perjalanan yang semestinya ditempuh sekitar dua jam jadi molor hingga enam jam lebih.
"Alhamdulillah, hari ini (Jumat) kondisi fisik Aisyah berangsur pulih," papar Zaenal.
Jalan poros Rawajitu sesungguhnya hanya sepanjang 61 kilometer.
• Viral Jalan Rusak Jadi Objek Foto, Emosi hingga Pakai Model Cantik Pose di Kubangan Lumpur
Namun, jalan yang sudah tiga kali berganti status sejak tahun 2009 ini harus ditempuh dalam waktu berjam-jam.
Bahkan, terkadang hingga dua hari lantaran banyaknya kubangan yang membuat mobil terjebak lumpur.
Masyarakat sangat berharap perbaikan secepatnya kembali dilanjutkan oleh pemerintah.
Khususnya bagian jalan utama yang berada di wilayah Sidang Gunung Tiga hingga Kecamatan Rawajitu Selatan.
Pasalnya, di wilayah tersebut tidak ada jalan alternatif sama sekali karena merupakan wilayah persawahan yang masuk sebagai lumbung padi nasional.
Tahun lalu, pemerintah pusat memang telah menggelontorkan anggaran Rp 40 miliar untuk perbaikan sebagian ruas jalan poros Rawajitu-Simpang Penawar. (Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnaen)