Pemilu 2019

Mesin Sedot Air Mati, Perahu Pengangkut Balik Logistik Pemilu 2019 Sempat Kebanjiran di Teluk Semaka

Penyerahan logistik hasil Pemilu 2019 lewat jalur laut dari delapan pekon di Kecamatan Pematang Sawa diterjang hujan deras.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Teguh Prasetyo
Tribun Lampung/Tri Yulianto
Perahu Pengangkut Balik Logistik dari Tampang Tua sempat Kebanjiran di Teluk Semaka 

Laporan Reporter Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Penyerahan logistik hasil Pemilu 2019 lewat jalur laut dari delapan pekon di Kecamatan Pematang Sawa diterjang hujan deras.

Pengangkutan terbagi dua tim, yang terdiri para PPS, PPL, PPK, anggota Kepolisian dan TNI yang bertugas mengawal dan mengamankan pelaksanaan Pemilu di kecamatan Pematang Sawa.

Beruntung muatan logistik dan seluruh tim selamat sampai di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pematang Sawa.

Sebab logistik itu akan digunakan untuk bahan pleno di tingkat PPK.

Menurut Kapolsek Pematang Sawa Polres Tanggamus Inspektur Dua Ridwansyah, seluruh pengangkut logistik kembali dari delapan pekon diterpa hujan sangat deras.

Kondisi terparah dialami tim dari Pekon Kaur Gading, Martanda, Tampang Muda dan Tampang Tua.

Sebab mesin penyedot air dalam perahu sempat mati karena terendam.

Tim ini membawa 85 kotak, terdiri surat suara dan berbagai formulir hasil pencoblosan.

Sepekan Ini KPU Tanggamus Akan Mulai Lakukan Pleno Perolehan Suara di 20 PPK Se-Tanggamus

Pelayaran mulai dari Pekon Tampang Tua, lalu singgah di Tampang Muda dan angkut logistik dari pekon tersebut.

Berikutnya singgah lagi di Pekon Martanda, dan terakhir di Kaur Gading. Seluruh tempat yang disinggahi mengangkut logistik hasil pemilu.

Hujan deras mulai menerjang selepas mengangkut logistik dari Pekon Kaur Gading.

Sedang jalur pelayarannya ke arah barat atau sekretariat PPK Pematang Sawa di Teluk Semaka dari ujung tanjung Pulau Sumatera.

"Saat di tengah lautan tiba-tiba hujan deras mengguyur. Air hujan menggenani bagian dalam perahu. Supaya perahu tidak banjir airnya disetor pakai mesin. Tapi akhirnya mesinnya mati karena sudah terendam air," ujar Ridwansyah.

Ia menambahkan, akhir semua orang yang ada di dalam perahu membuang air dengan cara manual, yakni dengan gayung atau wadah seadanya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved