Gadis Pengidap Kelainan pada Wajah Meninggal Dunia, Begini Cara Deteksi Sindrom Rett

Gadis Pengidap Kelainan pada Wajah Meninggal Dunia, Begini Cara Deteksi Sindrom Rett.

Tacoma News Tribune
Natalie Weaver (kiri) bersama Sophia Weaver, buah hatinya yang menderita sindrom rett. 

Sindrom Rett dapat terjadi pada seluruh etnis dari berbagai negara, diperkirakan mempengaruhi sekitar satu dari 12.000 anak perempuan yang lahir setiap tahun, dan jarang terlihat pada pria, dilansir dari NHS.

Kisah 4 Pemuda Lampung Dampingi Kaum Difabel, Jadi Guru Koreografi Dance ala K-Pop

Tidak ada obat untuk sindrom Rett, jadi perawatan berfokus pada pengelolaan gejala.

Ilustrasi anak penderita sindrom Rett
University of Bristol
Ilustrasi anak penderita sindrom Rett

Dilansir dari Rettsyndrome.org, sindrom Rett bukanlah gangguan degeneratif.

Sehingga memengaruhi kemampuan belajar, berbicara, sensasi sensorik, suasana hati, gerakan, pernapasan, fungsi jantung, dan bahkan mengunyah, menelan, dan pencernaan.

Perkembangan sindrom Rett

Gejala sindrom Rett muncul setelah periode awal perkembangan yang tampaknya normal atau mendekati normal sampai enam hingga delapan belas bulan kehidupan, hingga ada kemunduran atau stagnasi keterampilan. 

Suatu periode regresi kemudian terjadi ketika dia kehilangan keterampilan komunikasi dan penggunaan tangannya. 

Segera setelah gejala itu, gerakan stereotip tangan seperti mencuci tangan, gangguan gaya berjalan, dan perlambatan laju pertumbuhan normal kepala menjadi jelas. 

Masalah lain mungkin termasuk kejang dan pola pernapasan yang tidak teratur saat dia bangun, kelengkungan tulang belakang (skoliosis) yang abnormal, dan gangguan tidur. 

Pada tahun-tahun awal, mungkin ada periode isolasi ketika dia mudah tersinggung dan menangis. 

Seiring waktu, masalah motorik dapat meningkat, tetapi secara umum, sikap cepat marah akan berkurang dan kontak mata serta komunikasi meningkat.

Dulu Dibully Karena Punya Kelainan Genetik, Kini Wanita Ini Dianggap Malaikat Paling Cantik

Identifikasi sindrom Rett

Sindrom Rett dikonfirmasi dengan tes darah sederhana untuk mengidentifikasi mutasi MECP2. 

Namun, karena mutasi MECP2 juga terlihat pada kelainan lain, kehadiran mutasi MECP2 itu sendiri tidak cukup untuk diagnosis sindrom Rett.

Diagnosis memerlukan kehadiran mutasi (diagnosis molekuler) atau pemenuhan kriteria diagnostik (diagnosis klinis, berdasarkan tanda dan gejala yang dapat diamati) atau keduanya.

Sindrom Rett dapat hadir dengan berbagai kecacatan mulai dari yang ringan sampai yang parah. 

Halaman
123
Sumber: Intisari Online
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved