Gempa Bumi di Bali Dianggap Pertanda Negara Menuju Kesejahteraan, Ini Alasannya

Gempa Bumi di Bali Dianggap Pertanda Negara Menuju Kesejahteraan, Ini Alasannya

Editor: wakos reza gautama
Istimewa
Gempa Bumi di Bali Berkekuatan 6,0 SR, Gempa Tidak Berpotensi Tsunami 

Tercatat, hanya lima orang luka-luka di antaranya korban luka 3 orang di SD 1 Ungasan, Badung yang terdiri atas 2 siswa dan 1 guru yang mengalami luka di bagian kepala serta korban luka 2 orang di SMPN 5 Mendoyo, Jembrana dengan rincian 1 orang luka lecet dan 1 orang pingsan.

Dampak gempa bumi ini tidak mengakibatkan operasional bandara terganggu, aktivitas masyarakat juga berjalan normal.

"Operasional Bandara Ngurah Rai tetap berjalan normal, hasil koordinasi dengan humas bandara," kata Rentin

"Aktivitas masyarakat dan kegiatan di Bidang Pariwisata tetap berjalan normal. Saat ini tim BPBD sedang melakukan pendataan dan assesment di lapangan," tuturnya.

Gempa bumi sering dikaitkan dengan bencana alam yang membawa kehancuran.

Namun tidak demikian menurut kepercayaan orang Bali.

Gempa dapat bermakna membawa kebaikan.

Tergantung waktu saat terjadinya peristiwa tersebut.

Budayawan sekaligus penggiat lontar Bali Sugi Lanus mengatakan, gempa yang mengguncang Bali pada Selasa (16/7/2019) justru pertanda baik karena terjadi pada Sasih Kasa sesuai penanggalan sistem sasih, bulan berdasar purnama dan tilem.

"Kalau menurut lontar-lontar, itu gempa barusan di Bali malah pertanda baik, bukan azab. Tapi pertanda turunnya kemakmuran. Negara menuju kesejahteraan, kepemimpinan teguh dan siap menjaga rakyat," ujar Sugi Lanus kepada Kompas.com (Tribun Bali Group).

Hal ini, menurut Sugi Lanus, tertulis dalam Lontar Aji Palindon atau disebut juga Palelindon.

Ada juga rangkuman ciri bencana, yakni Lontar Roga Sangara Bumi.

"Ada juga lewat pertemuan pancawara, saptawara dan juga menurut wuku. Sasih kasa sendiri jatuh pada bulan Juli. Gempa sendiri terjadi saat purnama yang merupakan puncak dari Sasih Kasa," kata Sugi.

"Kalau ada gempa sebagai tanda-tanda buruk lainnya perlu ritual Guru Piduka (minta maaf pada semesta), "Prayascita" (penyucian atau ruwat bumi). Kalau terjadi korban 'Labuh Gentuh' (penyucian kembali alam menuju titik awal-normal)," lanjut dia.

Walau demikian, Sugi Lanus mengimbau warga tetap waspada walau lontar menerangkan gempa yang terjadi menunjukkan pertanda baik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Tags
Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved