Museum Lampung Pamerkan Koleksi Motif Batik Sembagi di Pekan Raya Lampung

Disdikbud Lampung melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Museum memperkenalkan beragam motif batik kepada masyarakat yang berkunjung di PRL.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bayu
Museum Lampung Pamerkan Koleksi Motif Batik Sembagi di Pekan Raya Lampung 

Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID. BANDAR LAMPUNG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum memperkenalkan beragam motif batik kepada masyarakat yang berkunjung di Pekan Raya Lampung (PRL).

Kepala UPTD Museum Lampung Zuraida Kherustika saat ditemui Tribun Lampung diruang kerjanya, Selasa (6/8/2019) mengatakan jika UPTD Museum sengaja ingin memperkenalkan koleksi terbaik yang dimiliki.

Diantaranya memperkenalkan koleksi kain batik motif Sembagi kepada masyarakat di PRL dari 3-18 Agustus mendatang termasuk istri Gubernur Lampung Riana Sari Arinal.

Pada kesempatan tersebut istri orang nomor satu di bumi ruwai jurai ini juga turut memakai batik tersebut.

Menurutnua masuknya motif Sembagi terjadi sejak abad ke 7 dari India ke Indonesia. Ketika kerajaan Sriwijaya mulai berkembang.

"Berdasarkan sejarahnya, ketika perdagangan di India mulai surut pada akhir abad ke 17. Maka perdagangan kain tenun dengan motif Sembagi juga mengalami penurunan," katanya.

Maka dari itu pengerajin batik dari Lasem dan Cirebon mulai membuat batik dengan motif Patola dan Sembagi.

Sejak saat itulah batik dengan motif Sembagi dikenal sebagai Batik Sembagi hingga sekarang ini yang dipamerkan.

Dalam upacara adat batik Sembagi digunakan sebagai kanduk atau penutup kepala oleh istri penyimbang.

Seperti kanduk tuho yang dipakai oleh toalo anow dan kanduk lilit yang dipakai oleh mirul saat menghadiri upacara penobatan gelar.

Berdasarkan motif yang dipakai dalam adat istiadat Lampung terdapat beberapa jenis sembagi.

Diantaranya, motif Sembagi Sekebar dengan motif belah ketupat atau limar sekebar, melambangkan adanya kerjasama para penyimbang untuk menyempurnakan kegiatan begawi adat.

Motif Sembagi Sepedendum bermotif utama bunga mawar melambangkan perempuan yang mulia dan terhormat.

Jumlahnya Sudah Capai 7 Ribuan, Disdik Larang Sekolah Negeri Terima Guru Honor Lagi

Sangatlah pantas mendampingi penyimbang yang selalu berbuat baik dan disenangi seluruh warga dan selalu mengharumkan nama keluarga.

Motif Sembagi Suluh bermotif bunga manggis yang memberi gambaran bahwa jumlah tampuk selalu sama dengan isi buah manggis.

Dua Pelajar Bandar Lampung Wakili Lampung di Kejuaraan Catur Internasional

Sebagai lambang dari keteguhan hati, waspada dan dapat memegang amanah.

Motif Sembagi Kembang Melur didominasi motif bunga melati melambangkan kesucian dan ketulusan hati.

Motif Sembagi Kembang Cino menampilkan motif daun talas yang memiliki sifat dapat menampung air namun tidak akan pernah basah.

Termasuk melambangkan yang memakainya merupakan orang yang selalu menghargai adat istiadat dan menjadikan bagian dari kehidupannya

Seperti pepatah yang menyatakan dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Motif terakhir yang dipamerkan yakni batik Sembagi Kembang Deghian (durian) menyiratkan bahwa pohon durian adalah pohon yang tinggi.

Harapanya menjadi lambang bahwa manusia harus memiliki ilmu yang tinggi sehingga supel dalam bergaul dengan berbagai kalangan.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved