Cerita Kikan Namara dan Komunitas Musisi Mengaji: Ajak Anak Muda Belajar Agama dengan Ceria
Di sebuah area terbuka yang diterangi cahaya lampion, sembari memainkan piano dan dengan diiringi gitar, Kikan menyanyikan lagu Koes Plus.
Penulis: Resky Mertarega S | Editor: Yoso Muliawan
"Sejatinya, tema lagu ini adalah tentang mengingat kematian. Om Tony yang sedang berjuang melawan sakit, mungkin sedang membayangkan bagaimana ketika roh sudah meninggalkan jasad," ujar Kikan.
Kikan lalu menyanyikan sepenggal bait lagu. "Ketika aku jauh berjalan, dan kau kutinggalkan..."
Apa makna bait itu? "Itu maksudnya bagaimana ketika roh sudah meninggalkan jasad," katanya.
Kemudian, ada bait lagu, "Andaikan kau datang kembali...." Kata Kikan, itu dimaknai bagaimana rasanya ketika nanti malaikat kubur datang dan menanyakan hal-hal yang harus kita jawab.
Kikan lantas menyanyikan utuh lagu tersebut. Setelah sebelumnya diberi penjelasan bait demi bait lagu, maka mungkin penonton akan memaknai lagu tersebut dari perspektif yang berbeda. Bukan lagi tentang kisah asmara dua orang yang sedang terpisah.
Saat diskusi di kantor Tribun Lampung, Udzir Harris mengunkapkan mungkin ada orang yang berpikir Kikan hijrah setelah Kikan aktif di Komuji.
"Sebenarnya nggak. Kami hanya mencoba melakukan pendekatan bagaimana mengkaji agama secara fun, antara lain dengan bermusik," katanya.
Kikan pun menyadari, dengan aktif di Komuji, apalagi kemudian mengkaji agama dengan bermusik, akan ada kontroversi yang muncul.
"Kami menyadari itu dan sudah siap dengan risikonya," ujarnya.
Menurut Kikan, aktivitas di Komuji berawal dari keresahan beberapa orang yang ingin membuat suatu wadah, di mana anak muda bisa belajar agama yang fun. Terutama di perkotaan. Anak-anak SMA atau kuliah, jika mendengar kata kajian, sebagian sudah malas duluan.
"Nah, kami mengemas kajian-kajian ini diselingi dengan musik. Itu juga mengapa namanya Komunitas Musisi Mengaji," jelasnya.
Pesan Positif
Musik yang dihadirkan tidak sembarangan. Tidak asal-asalan. Artinya, musisi yang bisa tampil sudah melalui proses seleksi. Dan, syarat utamanya adalah pesan yang disampaikan lewat lagu harus positif.
Udzir menambahkan, dalam setiap pentas, ada dua ustaz yang memberikan kajian dari perspektif berbeda. Ustaz ini pun melalui proses seleksi, dengan syarat utama yang bersangkutan tidak membawa misi politik dan pandangan-pandangan ekstrem.
"Kita tampil dalam suasana piknik," timpal Kikan. "Ada lampion, kayak event yang keren," tambah Udzir.