Cerita Kikan Namara dan Komunitas Musisi Mengaji: Ajak Anak Muda Belajar Agama dengan Ceria

Di sebuah area terbuka yang diterangi cahaya lampion, sembari memainkan piano dan dengan diiringi gitar, Kikan menyanyikan lagu Koes Plus.

Penulis: Resky Mertarega S | Editor: Yoso Muliawan
TRIBUN LAMPUNG/ANDI ASMADI
JELANG PENTAS - Kikan Namara berpose di halaman kantor Tribun Lampung, Jumat (23/8/2019) sore, sebelum menuju ke lokasi pentas Lampung Krakatau Festival 2019. 

Komuji sejatinya berawal dari Bandung. Menurut Eggie Fauzi, salah satu pendiri Komuji, komunitas ini resmi berdiri pada 2011. Komuji menghadirkan kajian yang bisa diakses oleh awam dan orang yang baru ingin belajar agama.

Forum diskusi agama dikemas dengan cara yang menghibur, mengolaborasikan kajian agama dan unsur hiburan.

“Gaya ngaji kami adalah gaya musisi,” kata mantan manajer Harapan Jaya itu, seperti dikutip dari situs AyoBandung.com.

Tak hanya musisi, seniman, dosen, praktisi, blogger, dan orang dari berbagai latar belakang bisa bergabung di komunitas ini. Lalu, Komuji berkembang ke beberapa kota besar di Indonesia, termasuk di Jakarta yang digawangi oleh Kikan.

Kikan sendiri sebelumnya dikenal sebagai vokalis band Cokelat yang terbentuk pada 1996. Bersama band ini, Kikan merilis tujuh album, yaitu “Untuk Bintang”, “Rasa Baru”, “Segitiga”, “Dari Hati”, “Panca Indera”, “Tak Pernah Padam” dan “Untukmu Indonesiaku”. Pada 2010, Kikan mengundurkan diri. Kini ia tampil dalam berbagai event dengan bendera "Kikan".

(Tribunlampung.co.id/Resky Mertarega Saputri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved