Mujarabnya Salat Istisqa, Hujan Deras hingga Banjir Terjadi di Lampung Barat

Hanya berselang enam jam dari pelaksanaan salat minta hujan atau istisqa, hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Lampung Barat.

Tribun Lampung/Ade
Salat Istisqa di Makodim 0422 Liwa, Rabu (18/9/2019). 

Mujarabnya Salat Istisqa, Hujan Deras hingga Banjir Terjadi di Lampung Barat

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Kebahagiaan tak terhingga dirasakan masyarakat Lampung Barat, Rabu (18/9/2019).

Hanya berselang enam jam dari pelaksanaan salat minta hujan atau istisqa, hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Lampung Barat.

Salat minta hujan ini digelar di sejumlah daerah di Provinsi Lampung.

Di antaranya digelar di Kabupaten Tulangbawang, Way Kanan, dan Bandar Lampung.

Salat ini diinisiasi Komando Distrik Militer (Kodim) di kabupaten/kota masing-masing.

Di Lampung Barat, salat minta hujan digelar di Lapangan Makodim 0422 Liwa.

Salat minta hujan tersebut merupakan kali ketiga digelar selama musim kemarau.

Salat dimulai pukul 08.00 WIB dengan diikuti Dandim beserta jajarannya, warga sekitar, sejumlah ASN, serta anggota Polres Lambar.

Doa yang dipanjatkan warga pun terkabul.

Saat Daerah Lain Kekeringan, Wilayah di Lampung Ini Malah Digenangi Banjir

Seusai Salat Istisqa, Sebagian Lampung Barat Langsung Diguyur Hujan Lebat

Hujan deras turun pada pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.

"Sangat lebat dan lama. Alhamdulillah akhirnya hujan turun juga," ucap warga Batu Brak, Basri, penuh syukur.

Warga Belalau, Pranaza, mengatakan, hujan turun lebat dibarengi dengan angin kencang.

"Hujan turun lebat sekali dan ada angin kencang juga," ungkapnya.

Bahkan saking kencangnya angin, sebuah pohon di jalan lintas Bukit Kemuning-Liwa tumbang.

Salat minta hujan juga digelar di Kodim 0410 Kota Bandar Lampung.

Salat diimami Makmun Rasyid dari Kemenag Kota Bandar Lampung dan khatib Zainal Hakim.

Pelaksanaan salat di Lapangan Kompi B Batalyon 143/TWEJ, Langkapura, pukul 09.00 WIB.

Salat diikuti Sekkot Kota Badri Tamam, jajaran Kodim, jajaran Korem 043/Gatam, ketua PN Tanjungkarang, ketua Pengadilan Agama Tanjung Karang, dan masyarakat sekitar.

Ada sekitar 800 jamaah mengikuti salat.

Untuk Membantu

Dandim 0410/KBL Letkol Inf Romas Herlandes mengatakan, salat ini untuk memohon kepada Allah SWT agar Bandar Lampung diturunkan hujan.

Sebab, saat ini terjadi kemarau panjang terjadi kebakaran lahan dan hutan serta muncul asap.

Menurut Romas, salat minta hujan ini dilaksanakan secara serentak di beberapa kota/kabupaten di Indonesia sesuai arahan Panglima Kodam.

"Instruksi ini keluar setelah Presiden Joko Widodo meninjau kebakaran lahan di Pekanbaru. Akhirnya Panglima Kodam memerintahkan jajaran, khususnya Langdam II Sriwijaya, untuk membantu daerah yang tertimpa musibah melalui ini," bebernya.

Kodim 0410/KBL gelar salat istisqa di Lapangan Kompi B Batalyon 143/TWEJ.
Kodim 0410/KBL gelar salat istisqa di Lapangan Kompi B Batalyon 143/TWEJ. (Dok Tribun)

Kabag Humas Pemkot Bandar Lampung Suhardi Syamsi mengatakan, kemarau tahun ini telah membuat banyak sumur galian kering.

"Karenanya kita bermohon kepada Allah agar segera diturunkan hujan," kata dia.

Ia mengatakan, pihak BPBD juga telah melakukan suplai air bersih kepada masyarakat yang mengalami kekeringan.

"Sampai sekarang BPBD masih mendistribusikan air bersih ke tempat-tempat yang kesulitan air, sesuai instruksi wali kota," kata dia.

Perbanyak Ibadah

Di Tulangbawang, salat minta hujan digelar di Lapangan Pemkab Tuba.

Salat minta turun hujan diprakarsai Kodim 0426 Tuba dan diikuti masyarakat sekitar serta ASN Pemkab Tulangbawang.

Dalam khutbahnya, Ketua MUI Tuba Ustaz Yantori menyampaikan bahwa semua kejadian di dunia adalah atas izin dan kehendak Allah SWT.

"Bagi kita datangnya kemarau panjang, kekeringan adalah teguran. Untuk itu mari kita introspeksi diri, karena semua yang ada di bumi hakikatnya adalah milik-Nya," tutur Ustaz Yantori.

Atas kondisi yang terjadi akhir-akhir ini, dia mengajak umat muslim memperbanyak berbuat amal saleh dan memperbanyak sedekah.

Sekkab Anthoni dan para Asisten Pemkab Tuba bersama Dandim 0426 Tuba Letkol Kohir memanjatkan doa usai pelaksanaan salat Istisqa di lapangan pemkab, Rabu (18/9/2019).
Sekkab Anthoni dan para Asisten Pemkab Tuba bersama Dandim 0426 Tuba Letkol Kohir memanjatkan doa usai pelaksanaan salat Istisqa di lapangan pemkab, Rabu (18/9/2019). (TRIBUN LAMPUNG/ENDRA ZULKARNAIN)

Sementara di Way Kanan, salat minta hujan digelar di halaman Makodim 0427.

Salat diikuti warga serta Forkopimda Way Kanan.

Dandim 0427/Way Kanan Letkol Czi Komara mengatakan, salat istisqa kemarin merupakan yang kedua kalinya digelar Kodim.

"Kita meminta hujan kepada Allah. Sehingga tidak lagi merasakan kemarau dan kekeringan. Warga juga diharapkan tidak sembarangan membakar di lahan kosong," kata dia.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Lampung Suhaili mengatakan, salat istisqa merupakan bagian dari pada syariat Islam.

Ia pun mengajak seluruh warga Lampung untuk berintrospeksi diri.

Sebab, sebagai umat muslim, kemarau panjang merupakan ujian yang diberikan Allah SWT.

"Istisqa itu adalah bagian syariat Islam. Karena kemarau itu adalah ujian juga dari Allah SWT. Artinya kita harus banyak introspeksi agar sadar perbanyak istigfar dan mohon ampun," tandasnya.

Kepada Diskominfo Lamteng Sarjito menjelaskan, terkait kemarau panjang ini, pemkab memang berencana menggelar salat minta hujan.

Bahkan sudah dibahas Bupati Loekman Djoyosoemarto.

Sementara Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto mengatakan, puncak dari kemarau sampai akhir September.

Ia juga menyebut terkait 77 titik panas Lampung tidak terlalu berbahaya.

Namun yang perlu diwaspadai di Kabupaten Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, Way Kanan dan Lampung Selatan.

Hasil Panen Padi di Ketapang Turun 60 Persen Akibat Kemarau Panjang

Dilakukan di Banyak Tempat

Kemarau berkepanjangan membuat masyarakat khususnya Lampung mengalami kesulitan air dan kekeringan terjadi di mana-mana.

Sehingga saat ini beberapa daerah seperti Kabupaten Mesuji sudah melakukan salat istisqa atau salat sunah dan berdoa meminta hujan.

Ketua MUI Lampung Khaeruddin Tahmid mengatakan, salat istisqa dalam ketentuan agama Islam memang telah diatur ketika situasinya kekurangan air, kemarau yang berkepanjangan dan membutuhkan hujan.

Sementara kebutuhan masyarakat terhadap air sangat utama sehingga salah satu jalannya dengan melakukan salat meminta hujan.

"Mengenai tata cara salatnya ditentukan bahwa pelaksanaanya dilakukan pada siang hari di ruang terbuka. Bisa di lapangan atau halaman rumah yang luas. Dilaksanakannya bisa pada sebelum salat zuhur atau setelahnya dengan aturan dilakukan secara berjamaah," beber Khaeruddin, Rabu (18/9/2019).

Ketentuan jumlah jamaah yang mengikuti salat memang ada yang menyebut setidaknya ada 40 orang.

Namun yang terpenting adalah kekhusyukan ketika melakukan salat disertai dengan taubat, meminta diampuni salah dan khilafnya.

"Terkait praktik salatnya hampir sama dengan salat Id dimana melakukan salat dua rakaat dan ada kutbah. Mengenai tata cara salatnya di rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca Al Fatihah. Lalu di rakaat ke dua takbir lima kali sebelum membaca Al Fatihah," jelas Khaeruddin.

Mengenai khutbah bisa dilakukan sebelum dan sesudah salat.

Namun bisa juga dilakukan sekali setelah salat disertai perbanyak berdoa.

"Tetapi sebelumnya dianjurkan untuk berpuasa terlebih dahulu dan banyak melakukan taubat kepada Allah supaya diampuni dan kemudian doanya dikabulkan," imbuhnya.

Puasa bisa dilakukan sehari sebelum melakukan salat.

Mengenai jumlah hari puasa yang dijalankan boleh satu sampai tiga hari.

ViDEO Kodim 0410/KBL Gelar Salat Istisqa Minta Hujan

Mengenai salat cukup dilakukan sekali saja dalam satu kelompok, namun dilakukan di banyak tempat lainnya juga.

Semakin banyak orang yang berdoa meminta hujan dan diharapkan semakin cepat Allah kabulkan doanya.

Artinya dilakukan berulang-ulang tapi dilakukan oleh yang lainnya.

(Tribunlampung.co.id Ade Irawan/Endra Zulkarnaen/Anung Bayuardi/Hanif Mustafa/Eka Achmad Solihin/Syamsir Alam/Sulis Setia Markhamah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved