Satu Kamar Berempat Bayar Rp 25 Juta, Napi Ungkap Dugaan Pungli di Rutan Way Huwi
Satu Kamar Berempat Bayar Rp 25 Juta, Napi Ungkap Dugaan Pungli di Rutan Way Huwi
Setelah kasus pungli mencuat, beber AP, penerapan tarif sel masih terjadi meskipun sedikit berkurang.
"Sempat disterilkan. Tapi masih ada. Cuma beberapa 'kamar'," kata AP.
Menurut AP, masih ada pungutan lain dengan jangka waktu 1-2 pekan, di luar tarif sel.
"Entah seminggu atau dua minggu, dipacul (dimintai uang) lagi. Entah Rp 1 juta, entah Rp 500 ribu. Kalau nggak mau bayar, ancamannya strap sel (dimasukkan ke sel hukuman)," bebernya.
Selain uang mingguan mendadak ini, AP menyebut ada iuran rutin untuk air dan kebersihan.
"Rp 50 ribu seminggu. Buat bayar air dan kebersihan," katanya.
Disinggung tarif sel ada yang hingga Rp 25 juta per bulan, AP mengakui ada sel yang dibanderol sebesar itu.
"Ada yang Rp 25 juta untuk pegawai (tahanan berstatus pegawai). Ada juga yang Rp 7 juta, itu kayak saya. Ada juga yang Rp 3 juta per bulan," ujarnya.
AP menerangkan pegawai yang dimaksud ini adalah tahanan yang mampu secara finansial.
Biasanya, ungkap dia, tahanan yang tersangkut kasus korupsi atau tahanan yang masih bisa menggerakkan bisnisnya dari dalam lapas.
Ia juga menuturkan, ada penarikan uang apabila ingin menemui keluarga yang membesuk.
Ia menyebutnya dengan istilah "bayar kunci".
"Kalau nggak 'bayar kunci', kami nggak bisa keluar blok," katanya.
Menurutnya, uang tersebut disetor ke ketua blok. Mereka menyebutnya dengan istilah "wali".
"Setornya ke 'wali'. Wali itu kayak ketua blok," kata AP.
Per blok tahanan, beber AP, terdapat beberapa sel. "Itu (uang) dikumpulkan ke 'wali'," ujar AP.
AP mengaku tak tahu-menahu uang tersebut digunakan untuk apa.
"Yang saya tahu cuma kalau pegawai ada acara syukuran, jalan-jalan, pakai uang itu," katanya.
(tim tribun)