Mahasiswa FISIP Unila Meninggal
Mahasiswa Fisip Unila Tewas Saat Diksar, 10 Orang Panitia Diksar Diperiksa Penyidik Polres Pesawaran
Petugas Kepolisian Resor (Polres) Pesawaran sesuai agenda memeriksa panitia pendidikkan dasar (diksar) UKM Cakrawala, Senin (7/10/2019).
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN - Petugas Kepolisian Resor (Polres) Pesawaran sesuai agenda memeriksa panitia pendidikkan dasar (diksar) UKM Cakrawala, Senin (7/10/2019) di Markas Polres Pesawaran.
Pemanggilan panitia sebagai upaya pengusutan peristiwa wafatnya Aga Trias Tahta (19) mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung.
Kepala Polres Pesawaran AKBP Popon Ardianto Sunggoro mengatakan, bahwa ada sebanyak 19 orang. "Ada 19 orang yang kami panggil," ungkap Popon yang didampingi Wakapolres Kompol Handak Prakasa Qolbi, Senin.
Rincinya, tambah dia, 17 orang terdiri dari panitia dan dua orang alumni. Menurutnya, alumni yang hadir pada saat diksar tersebut.
Popon mengatakan, hingga Senin siang, baru 10 orang panitia yang menjalani pemeriksaan. Sampai saat ini pemeriksaan masih berjalan.
"Sampai jam 12 siang ini yang hadir baru 10 orang, itu dari panitia, kemudian sekitar jam 1 tang lainnya menyusul," ungkapnya.
Semisal sembilan orang yang dipanggil belum datang, kata dia, akan dilayangkan panggilan yang kedua. Apa bila tidak juga datang, Kapolres akan memerintahkan Kasat Reskrim membawa ke sini.
Sejauh ini barang bukti yang diamankan berupa barang bukti surat, keterangan saksi, dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
Viral Curhat Sedih Ibu Almarhum

Sebelum menguburkan anaknya Aga Trias Tahta (19), Rosdiana (52) menulis surat berisi permohonan maaf.
Aga Trias Tahta, merupakan mahasiswa FISIP Unila yang meninggal saat diksar UKM pencinta alam Cakrawala pada Minggu (29/9/2019).
Surat permintaan maaf ibunda Aga pun beredar di media sosial Facebook sejak Selasa (1/10/2019).
Surat tersebut diunggah di akun Facebook Eka Thirta Maharani.
• Mahasiswa FISIP Unila Tewas Saat Diksar, Disiram Saat Pingsan hingga Polisi Belum Ungkap Tersangka
Berikut, isi surat ibunda Aga yang ditulis tangan.
AGA..
Ibu minta maaf karena dengan senang hati membantu Aga pergi ke tempat pembantaian, tak ada jurang 15 meter yang telah diakui sebagai tempatmu terjatuh, yang ada tangan-tangan setan yang mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu, namun luka-lukamu tak membuat mereka merasa ngilu.