Pasukan Elite Kolaborasi Prabowo dan Luhut B Panjaitan, Keduanya Dikirim ke Jerman untuk Belajar

Pasukan Elite Kolaborasi Prabowo dan Luhut B Panjaitan, Keduanya Dikirim ke Jerman untuk Belajar

Penulis: Beni Yulianto | Editor: Noval Andriansyah
Intisari online
Ilustrasi - Pasukan Elite Kolaborasi Prabowo dan Luhut B Panjaitan, Keduanya Dikirim ke Jerman untuk Belajar. 

Lagi pula, saat itu seluruh kekuatan pasukan ABRI sedang menggelar latihan gabungan di Ambon. Begitu juga dengan para prajurit Kopasandha (Kopassus).

Para pasukan Kopassus yang sudah mendapatkan latihan antiteror juga sedang mengikuti Latgab di Ambon.

Kopassus
Kopassus (Tribun Aceh)

Sedangkan perwira paling senior di Markas Baret Merah di Jakarta tinggal Letkol Sintong Panjaitan.

Perwira menengah tersebut tak ikut ke Ambon karena kakinya sedang patah saat mengikuti latihan terjun payung. Untuk berjalan saja, Sintong harus dibantu tongkat.

Tapi Sintong tetap harus memimpin operasi pembebasan sandera itu.

Baca: Demi Wanita Pujaan, Pria Ini Nekat Video Call Pakai Seragam TNI di Depan Koramil, Lalu Terciduk

Uniknya, Sintong akhirnya memaksakan diri berjalan tanpa tongkat begitu Komandan Kopasandha Brigjen Yogie S Memet memerintahkannya memimpin operasi.

Operasi pembebasan sandera Garuda Woyle sebenarnya merupakan operasi yang rumit. Karena berlangsung di negara lain dan membutuhkan kerja sama secara diplomatik.

Dalam hal ini, kehadiran pasukan Kopassus harus diketahui oleh otoritas negara setempat demi menghormati kedaulatan Thailand.

Jika dibandingkan dengan operasi spektakuler pasukan khusus lainnya, seperti pasukan khusus Israel yang pernah sukses membebaskan sandera di Entebe, Uganda, atau pasukan khusus AS yang sukses membunuh Osma bin Laden di Pakistan, cara kerja Kopassus di Thailand lebih profesional dan ”terhormat”.

Baca: Karena Sombong, Kota Hantu di Asia Ini Diluluhlantakkan Bangsa Mongol

Pasalnya, pasukan Kopassus saat melaksanakan misi pembebasan sandera tersebut menghargai kedaulatan negara Thailand.

Sedangkan pasukan Israel dalam jumlah besar masuk ke Uganda secara diam-diam dan malah terlibat pertempuran dengan pasukan Uganda.

Demikian juga pasukan khusus AS, ketika masuk wilayah Pakistan untuk menangkap Osama mereka melakukannya secara diam-diam sehingga Pemerintah Pakistan sampai melancarkan protes.

Pasukan Kopassus juga bisa membebaskan sandera hanya dalam waktu 3 menit pada 31 Maret 1981. Catatan waktu tersebut juga terbilang spektakuler karena tidak ada satu pun sandera yang terbunuh.

Atas prestasi spektakuler itu, media-media internasional seperti The Asian Wall Street Journal pun mendudukkan Kopassus yang notabene berasa dari negara ketiga sebagai pasukan khusus terbaik di dunia.

Baca: Ternyata Sule Sudah Lama Tak Serumah dengan Istrinya

Apalagi jika melihat kenyataan bahwa pasukan yang diturunkan untuk melaksanakan missi pembebasan sandera merupakan pasukan antiteror yang dibentuk secara dadakan dan dikomandani seorang perwira yang sedang cedera.

Halaman
1234
Sumber: Intisari Online
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved