Tribun Lampung Selatan

Dinas TPHP Ingin Jadikan Dusun Kayu Tabu Sentra Alpukat

Saat ini di dusun Kayu Tabu dan juga Pematang Macan setidaknya ada sekitar 700 hektare lahan kebun yang memiliki tanaman alpukat.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Dedi
Tanaman Alpukat di dusun Kayu Tabu desa Klawi kecamatan Bakauheni. 

Laporan Wartawan Tribunlampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan mendorong pengembangan budidaya buah alpukat di dusun Kayu Tabu desa Klawi di kecamatan Bakauheni.

Saat ini di dusun Kayu Tabu dan juga Pematang Macan setidaknya ada sekitar 700 hektare lahan kebun yang memiliki tanaman alpukat dengan jumlah rata-rata per hektare 20-30 batang.

Tanaman alpukan ini menjadi tanaman tumpang sari yang dipadukan dengan pisang dan cokelat.

Dusun Kayu Tabu dan Pematang Macan sendiri menjadi daerah sentra untuk tanaman alpukat di Lampung Selatan.

“Kita melihat alpukat di dusun Kayu Tabu ini memiliki potensi yang cukup baik. Karena saat ini sudah memiliki pangsa pasar yang baik,” terang plt kepala Dinas TPHP Lampung Selatan Noviar Akmal kepada tribun, Minggu (3/11).

Alpukat asal Kayu Tabu ini dipasarkan di Semarang, Jakarta dan juga Serang.

Untuk harga sendiri kini rata-rata per kilogramnya mencapai Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu.

Hanya saja, menurut Noviar, budidaya alpukat ini belum lah menjadi salah satu kegiatan pokok petani.

Tanaman ini masih menjadi tanaman selingan dari pisang dan cokelat.

“Alpukat ini belum menjadi kegiatan budidaya utama. Masih menjadi tanaman selingan. Sehingga selama ini memang tidak begitu dilakukan budidayanya dengan serius,” kata dia.

42 ASN Gugur Uji Kompetensi Seleksi Lelang JPTP Pemprov Lampung, Berikut Nama-nama yang Lolos

Untuk itu, lanjutnya, dinas ingin mendorong petani untuk bisa lebih serius mengembangan tanaman alpukat sebagai sebagai tanaman pokok kedua setelah tanaman lainnya seperti pisang dan cokelat.

“Kita ingin petani serius melakukan budidayanya. Sehingga hasilnya juga bisa lebih baik lagi. Karena untuk pangsa pasar dan harganya relatif stabil,” ujar Noviar.

Sementara itu Syahbana, petani alpukat yang juga ketua kelompok tani alpukat di desa Kayu Tabu mengatakan untuk di dusun tersebut sudah lama petani bertanam alpukat.

Bahkan alpukat dari dusun tersebut sudah cukup dikenal masyarakat.

Berita Tribun Lampung Terpopuler Minggu 3 November 2019 - Imam Masjid Tepergok Selingkuh

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved