Tribun Bandar Lampung
Masyarakat Bandar Lampung Nantikan Pembangunan 2 Flyover dan 1 Underpass di Titik Macet Kota Ini
Masyarakat Bandar Lampung Nantikan Pembangunan 2 Flyover dan 1 Underpass di Titik Macet Kota Ini
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masyarakat Bandar Lampung menantikan realisasi pembangunan dua flyover dan juga satu underpass di 2020 mendatang.
Yakni satu titik flyover di Jalan Sultan Agung Way Halim (membangun flyover di atas titik perlintasan kereta api) dan juga flyover plus underpass di persimpangan Jalan Kimaja- Urip Sumoharjo.
Salah satu pengendara roda empat yang kerap melintas di Jalan Sultan Agung Mirwandi mengatakan, saat pagi hari kemacetan terjadi sangat lebih karena banyaknya mobilisasi kendaraan.
"Belum lagi ditambah kereta babaranjang lewat, antrian bisa panjang sekali, belum ketemu macet lagi di bawah flyover MBK (Mal Boemi Kedaton) kalau agak siangan karena arus keluar kendaraan dari parkir MBK," jelas karyawan swasta ini, Rabu (6/11/2019).
Dia berharap secepatnya pembangunan flyover bisa direalisasikan sehingga bisa mengurai kemacetan yang ada.
"Berharap Segera dibangun flyovernya, biar masalah macet di titik ini bisa terurai," katanya.
• Rekaman CCTV Detik-detik Septic Tank Meledak Hebat, 1 Orang Tewas
• Drakorindo Extraordinary You Subtitle Indonesia (Sub Indo), Streaming Drakor Terbaru Terpopuler 2019
Pengendara roda dua yang bekerja di daerah ruko Way Halim Anto mengatakan, kemacetan panjang pasti terjadi setiap hari terutama di jam berangkat dan pulang kerja.
"Saya dari Rajabasa, setiap hari selalu berangkat lebih pagi biar nggak terjebak macet. Kalau nggak pasti kesiangan sampai tempat kerja," keluhnya.
Begitupun di ruas Jalan Urip Sumoharjo, Pantauan Tribun pukul 11.00 WIB, kondisi arus lalu lintas di Jalan Urip Sumoharjo hingga simpang Jalan Kimaja terlihat ramai dan semerawut.
Karena ada kendaraan baik roda dua maupun empat yang hendak lurus dari perlintasan rel kereta api dan ada pula kendaraan dari Kimaja yang hendak ke arah Jalan Teuku Umar maupun ke arah Jalan Urip Sumoharjo dan Pajajaran.
Pegawai Lampung Walk Yana mengatakan, dirinya selalu bertemu macet saat jam berangkat maupun pulang kerja.
"Ya mau gimana lagi, Jalan menuju tempat kerja paling cepat ya lewat Urip Sumoharjo, walaupun harus kena macet dulu," beber warga Sukamenanti ini.
Menurutnya lewat jalur alternatif juga tidak kalah macetnya jika di jam-jam kerja maupun anak berangkat maupun pulang sekolah.
"Ya kalau memang mau dibangun flyover dan underpass di Jalan Urip Sumoharjo tentu sangat mendukung sekali, berharap segera terealisasi," beber perempuan berhijab ini.
Siapkan Anggaran Rp 132,5 Miliar
Pemerintah Kota Bandar Lampung siap menggelontorkan dana sebesar Rp 132,5 miliar untuk pembangunan dua flyover dan satu underpass melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2020 mendatang.
Pembangunan flyover dan underpass ini tidak lain untuk mengurai kemacetan di titik-titik tersebut terlebih di jam sibuk.
Belum lagi ditambah kereta api babaranjang yang melintas sehingga semakin menimbulkan kemacetan panjang.
Walikota Bandar Lampung Herman HN mengatakan, kali ini anggarannya bersumber dari APBD dan tidak akan melakukan pinjaman.
Herman tidak ingin membebani Kota Bandar Lampung di akhir masa jabatannya.
"Ya (rencananya) akan dibangun pakai APBD 2020. Enggak ada pinjam-meminjam lagi, saya udah mau selesai masa jabatannya," kata Herman HN, Senin (4/11/2019).
Proyek di bidang infastruktur ini akan dibangun di Jalan Sultan Agung Way Halim dengan membangun flyover di atas titik perlintasan kereta api dan juga membangun flyover plus underpass di persimpangan Jalan Kimaja- Jalan Urip Sumoharjo.
"Sudah dilakukan pengukuran di Urip, nanti di bagian perencanaan juga melakukan pengukuran terkait panjang lebar jalan (flyover) yang akan dibangun di Sultan Agung, Way Halim," jelasnya.
Herman membeberkan terkait pembangunan flyover plus underpass di Urip Sumoharjo, ini akan menjadi yang pertama di Lampung.
"Di rel (Urip Sumoharjo) itu kita bangun underpass dan di atasnya flyover. Bakal jadi yang pertama di Lampung," ungkap dia.
Dia mengungkapkan, pembangunan dua flyover dan satu underpass ini merupakan salah satu target pembangunan menjelang berakhirnya masa jabatan Herman HN dan M. Yusuf Kohar.
”Itu salah satu titik termacet di Kota Bandar Lampung. Terutama di Jalan Urip Sumoharjo. Kalau nggak dibuat flyover dan underpass atas-bawah nggak akan selesai masalah kemacetannya,” paparnya.
Lebih detail Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bandar Lampung Iwan Gunawan memaparkan, spesifikasi anggaran untuk pembangunan dua flyover Rp 85 miliar dan untuk underpass Rp 47,5 miliar.
"Panjang tiap fly over diperkirakan 350 meter. Untuk lebar ada panduan di buku teknisnya saya lupa," jelas dia.
Sebelumnya, pihaknya juga sudah melakukan beberapa tahapan pengkajian seperti feasibility study (studi kelayakan), perencanaan DID, dan perencanaan kegiatan fisiknya.
"Untuk detail flyover di Urip Sumoharjo ini yakni dari Kimaja ke Way Halim dan underpass yang rel kereta api menuju Urip Sumoharjo," tambah Iwan.
Kejar Target
Kadis PU Bandar Lampung Iwan Gunawan mengatakan, pihaknya terus meminta pemegang proyek untuk mempercepat proses pengerjaan dua flyover di by pass yakni di Jalan Haji Komarudin-kapten Abdul Haq (anggaran Rp 35 miliar) dan Jalan Untung Suropati- RA Basyid (anggaran kurang lebih Rp 37 miliar).
"Kalau yang proses pengerjaan Untung Suropati progressnya bagus. Kalau di Komarudin lagi kita genjot. Kita harapkan bisa mengikuti kecepatan yang di RA Basyid- Untung Suropati," paparnya.
Dua proyek ini tengah pemasangan girder meskipun pengerjaannya lebih cepat yang di Untung Suropati.
"Di Untung sudah sekitar 75 persen pengerjaannya. Sementara Komarudin di bawah itu, kira-kira 50 persen," katanya.
• Drakorindo Vagabond Subtitle Bahasa Indonesia (Sub Indo), Download Drakor Terbaru Terpopuler 2019
• Pertanyakan Sumber Uang Miliaran Wiranto, Hanura: Kalau Uang Pribadi Kenapa Dititipkan?
Sebelumnya, Pemkot Bandar Lampung telah membangun 8 flyover dan satu underpass di Bandar Lampung.
Yakni Fly Over Antasari-Tirtayasa (Rp 33 miliar), Gajah Mada-Djuanda (Rp60 miliar, termasuk flyover terpanjang di tengah kota) , Sultan Agung- Ryacudu (Rp 31 miliar), Kimaja-Ratudibalau (Rp 25 miliar).
Lalu Flyover depan Mal Boemi Kedaton (Rp 40 miliar), Kemiling Jalan Pramuka-Teuku Cik Ditiro (kurang lebih Rp 47 miliar), Pramuka-Rajabasa (Rp 35 miliar), Gajah Mada-Antasari (kurang lebih Rp 40 miliar) dan underpass Unila (Rp 47,5 miliar). (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M)