Tribun Pringsewu
Batik Kontemporer, Corak Warna Tak Beraturan tetapi Digemari Milenial dan Politisi
Batik kontemporer menjadi satu jenis Batik yang tren di Lampung sejak 2017 akhir.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Batik kontemporer menjadi satu jenis Batik yang tren di Lampung sejak 2017 akhir.
Batik kekinian yang mengenalkan warna tidak beraturan ini banyak digemari millenial.
Meskipun corak warnanya tak beraturan, Batik kontemporer tetap mengangkat pakem Batik yang menggunakan malam.
"Tetap menggunakan proses pencantingan," ungkap Ketua RamonesArt Pringsewu Fitri Amin Buchori, Minggu, 8 Desember 2019.
RamonesArt merupakan satu tempat produksi Batik di Pringsewu.
Menjadi satu potensi Batik di Provinsi Lampung.

• Berduaan di Tempat Gelap, Sejoli di Pringsewu Malah Jadi Korban Begal
Sebab tidak banyak tempat produksi Batik di Bumi Ruwa Jurai.
Mas Pi'i sapaan akrab Fitri Amin Buchori mulai memperkenalkan Batik kontemporer di Lampung setahun silam, 2018.
Mas Pi'i mengangkat Batik kontemporer bermula dari Batik tulis yang hasilnya tidak maksimal.
Kemudian mengolahnya kembali, yang kemudian, justru hasilnya menjadi lebih menarik dengan komposisi warna yang elegan.
Batik kontemporer di ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, peminatnya tergolong tinggi.
Selain millenial, peminat Batik kontemporer di Bandar Lampung dari kalangan politisi.
Sebaliknya di Kabupaten Pringsewu, peminat Batik kontemporer hanya beberapa.
"Padahal diproduksi di Pringsewu," ungkap Mas Pi'i.
Batik kontemporer limited edition dibandrol dengan harga berkisar Rp 175.200 sampai dengan Rp 600.000 per helai.