Dalangi Pembunuhan Hakim Jamaluddin, Istri Sewa Dua Eksekutor
Adalah Zuraida Hanum, istri korban, yang ternyata menjadi otak pembunuhan Hakim Jamaluddin.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Polisi akhirnya mengungkap misteri kematian hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin.
Zuraida Hanum, istri korban, ternyata menjadi otak pembunuhan Hakim Jamaluddin.
Dalam aksinya, Zuraida dibantu oleh dua orang suruhannya.
”Ada tiga pelaku, yang pertama istri korban, dengan dua orang suruhannya. Istri korban inisial ZH, suruhannya JB dan R,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2020).
Argo mengatakan, penangkapan terhadap Zuraida dan dua orang suruhannya itu dilakukan setelah polisi melakukan penyidikan dan penyelidikan dengan metode deduktif dan induktif.
• Terungkap Cara Pelaku Bunuh Hakim PN Medan Jamaluddin, Peran Sang Istri Terbongkar
• 3 Pelaku Pembunuhan Hakim PN Medan Jamaluddin, Istri dan 2 Orang Bayaran
• Indonesia Kirim 4 Pesawat Tempur F-16 ke Natuna
• Jadi Saksi Kasus Kepemilikan Senpi, Kivlan Zen: Saya Tak Bisa Lanjut, Saraf Saya Kejepit
Di antaranya mulai dari olah TKP hingga penelusuran pekerjaan hakim Jamal.
”Induktif itu mulai dari TKP di rumah maupun tempat pembuangan mobil. Kemudian deduktif itu berkaitan dengan pekerjaan,” kata dia.
Argo menjelaskan, aksi pembunuhan Hakim Jamaluddin diatur sedemikian rupa oleh istri korban.
Namun, belum diketahui pasti motif pelaku membunuh suaminya.
”Mengenai motif dan sebagainya nanti dari Polres (Medan) dan Polda (Sumut),” kata Argo.
Direktur Kriminal Umum Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Andi Rian mengatakan, tiga tersangka pembunuh hakim Jamaluddin diamankan di lokasi berbeda.
”Mereka diamankan dari lokasi berbeda oleh tim gabungan Jatanras Krimum Polda Sumut,” jelasnya.
”Sekarang kami masih melakukan penyisiran di beberapa lokasi untuk mengumpulkan barang bukti,” katanya.
Keterlibatan Zuraida Hanum sebagai otak pembunuhan hakim Jamaluddin membuat anak korban Kenny Akbari Jamal shock.
Ia tidak menyangka ibu tirinya adalah otak pelaku pembunuhan ayahnya.
Maimunah, pengacara Jamaluddin, menceritakan bagaimana Kenny dan keluarga sangat sedih mengetahui otak pelaku adalah istri kedua Jamaluddin.
"Lagi shock mereka. Kenny aja teriak-teriak dia manggil-manggil abahnya. Meraung-raung dia," tuturnya.
Saat ditemui di rumahnya di Perumahan Royal Monaco, Medan, Kenny memang tampak sangat sedih.
Matanya tampak bengkak dan merah sehabis menangis.
Saat ditanya oleh wartawan, Kenny mengaku sudah tahu bahwa ibu tirinya sebagai otak pembunuhan terhadap bapaknya.
"Sudah (tahu)," cetusnya dengan suara tinggi.
Saat ditanya langkah keluarga selanjutnya, Kenny menyebut belum mau berkomentar.
"Lagi nggak mau ngomong sama sekali, keluarga juga, maaf ya," katanya seraya kembali masuk ke dalam rumah.
Hakim Jamaluddin ditemukan tewas pada akhir November 2019 lalu di dalam sebuah mobil Toyota Land Cruiser Prado warna hitam.
Jasadnya ditemukan warga di sebuah jurang di areal kebun sawit warga di Dusun II, Namo Rambe, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.
Saat ditemukan, jasad Jamaluddin terbujur kaku di bagian kursi tengah mobil.
Ia ditemukan tewas dengan masih mengenakan pakaian olahraga berwarna biru bertuliskan 'Pengadilan Negeri Medan'.
Selain itu ada bekas jerat di lehernya dan airbag mobil dalam kondisi membuka.
Polisi sebelumnya menduga pembunuh hakim Jamaluddin adalah orang dekatnya.
Dan setelah dilakukan penyelidikan selama hampir dua bulan, terungkap sang pembunuh ternyata istrinya sendiri dengan dibantu dua orang lainnya.
Pingsan Beberapa Kali
Keterlibatan Zuraida sebagai otak pembunuhan suaminya sendiri kontras dengan yang reaksinya saat melihat jasad suami di RS Bhayangkara Polda Sumut, Jumat (29/11).
Saat itu Zuraida beberapa kali pingsan tidak sadarkan diri.
Tribun sempat merekam bagaimana perempuan berusia 41 tahun itu pingsan tak sadarkan diri di dalam mobilnya.
Tak hanya itu, saat pemakaman di kampung halaman korban, Zuraida juga menunjukkan ekspresi kesedihan.
Dugaan keterlibatan sang istri sebenarnya sudah lama dicurigai.
Saat berbincang dengan awak media beberapa waktu lalu, Humas PN Medan, Erintuah Damanik menjelaskan, dari hasil dari autopsi hakim Jamaluddin ternyata sudah meninggal sejak dinihari.
”Kami mendengar hasil visum dinyatakan korban 20 jam sebelumnya sudah meninggal.
Artinya jika dihitung mundur 20 jam, dia (Jamaluddin) meninggal sekitar jam 3 atau 4 subuh,” kata Erintuah.
Artinya, Jamaluddin dibunuh di rumahnya dan mayatnya dibuang ke areal kebun sawit.
Erintuah saat itu mengaku belum mengetahui siapa pelaku yang membunuh rekan kerjanya.
"Kita belum dapat, hanya dengar-dengar dari rekan wartawan bahwa ada terduga ini-itu. Cuma kita belum tahu pastinya. Kita enggak tahulah ya. Ini biasanya rekan wartawan yang lebih tahu," sambungnya.
Rekonstruksi 4 Jam
Polisi melakukan rekonstruksi di kediaman korban di Perumahan Royal Monaco, Medan.
Sekitar 50 personel Reskrim Polrestabes Medan bersama Tim Inafis melakukan gelar rekonstruksi perkara dimulai pukul 08.00 WIB.
Rekonstruksi dipimpin langsung oleh Kapolrestabes Medan Kombes Pol Johnny Eddizon Isir.
Seorang saksi dari pihak keamanan Perumahan Royal Monaco menyebutkan, ada dua tersangka yang memperagakan proses kejadian di rumah hakim Jamaluddin.
"Tadi jam 8 pagi dimulai, sekitar jam 12 selesai. Ada 4 jamlah orang itu di sini. Tadi saya lihat ada dua orang tersangka yang melakukan rekonstruksi. Tadi mereka rekonstruksi mulai dari buka gerbang sampai memasukkan mayat ke dalam mobil. Tadi mayatnya saya lihat diganti dengan boneka. Terus mobilnya diganti Pajero,” tuturnya kepada Tribun.
Menurut petugas keamanan itu, setelah melakukan prarekonstruksi di Perumahan Royal Monaco, polisi bergerak menuju Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang.
Tujuannya, melaksanakan rekonstruksi lanjutan di lokasi tempat Hakim Jamaluddin ditemukan tewas.
Dari pantauan Tribun sekitar pukul 12.45, keluarga dan kerabat hakim Jamaluddin tampak ramai di rumah tersebut.
Ada lima mobil dan beberapa sepedan motor yang terparkir tepat di depan rumahnya.
Beberapa orang tampak keluar masuk dari pintu gerbang rumah Hakim Jamaluddin. (tribun network/igm/vic/dev/dod)