Tribun Lampung Barat
Ada 1.000 Balita Kerdil di Lambar, Kasus Stunting Diprediksi Masih Akan Meningkat
Kasus stunting di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) hingga Januari 2020 tercatat berjumlah 1.002 kasus.
Penulis: Ade Irawan | Editor: Noval Andriansyah
“Selain itu kami juga memberikan intervensi pendidikan ke remaja putri yang akan menjadi ibu hamil," jelas Erna Yanti.
Erna Yanti menerangkan, untuk verivali data dilaksanakan oleh puskesmas yang mempunyai jaringan seperti Pustu, Posyandu dan bidan desa.
"Tapi memang kami masih keterbatasan tenaga gizi, cuma ada 4 di Lampung Barat dari 15 puskesmas, namun untuk menangani keterbatasan itu diberdayakan dari bidan-bidan yang ada atau tenaga kesehatan yang bukan khusus tenaga ahli gizi," tutur Erna Yanti.
Kemudian, lanjut Erna Yanti, untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan stunting di Lampung Barat, Diskes Lamber bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas PMP Lambar, Yudha Setiawan kepada Tribunlampung.co.id, Senin (13/01/2020).
"Salah satu himbauan dinas PMD kepada pekon-pekon agar menganggarkan sebagian DD (dana desa) untuk mengantisipasi kasus stunting yang ada di Lampung Barat," tandas Yudha Setiawan.
10 Persen Bayi di Pringsewu Alami Stunting
Sebanyak 2.150 bayi di bawah lima tahun (Balita) di Pringsewu mengalami stunting.
Jumlah tersebut 10 persen dari 21.500 Balita di Bumi Jejama Secancanan.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pringsewu Nuryanto mengatakan, data terkait stunting bisa naik turun setiap bulannya.
"Sebab bayi yang berusia enam tahun secara otomatis keluar namun sebaliknya ada juga yang tambah yakni bayi yang baru lahir," ungkapnya.
Oleh karena itu, untuk menekan stunting Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi kepada wanita remaja sejak dini.
Salah satunya dengan keliling ke sekolah agar para remaja wanita paham tentang kesehatan.
Demikian saat menikah nanti paham tentang perlunya gizi bagi bagi bayi.
Nuryanto mengatakan, angka 10 persen termasuk rendah jika dibanding di Provinsi Lampung dan Nasional yang masih diatas angka 20 persen.
Nuryanto mengatakan, untuk menangani stunting dilakukan dengan intervensi spesifik dan intervensi sensitif.