Tribun Lampung Barat

Ada 1.000 Balita Kerdil di Lambar, Kasus Stunting Diprediksi Masih Akan Meningkat

Kasus stunting di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) hingga Januari 2020 tercatat berjumlah 1.002 kasus.

Penulis: Ade Irawan | Editor: Noval Andriansyah
grafis tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Ada 1.000 Balita di Lambar Kerdil, Kasus Stunting Diprediksi Masih Akan Meningkat. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Kasus stunting di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) hingga Januari 2020 tercatat berjumlah 1.002 kasus.

Data tersebut berdasarkan pendataan melalui aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per 10 Januari 2020, yaitu dari total 17.461 anak umur 0-59 bulan yang ada di Lambar.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Lambar, Erna Yanti mengatakan, stunting adalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Erna Yanti mengungkapkan, data tersebut hanya bersifat sementara, karena masih selisih di data sasaran.

“Dari verifikasi terakhir yang kami lakukan, total data yang direkap di Lambar sebanyak 17.461 Balita, menurut aplikasi e-PPGBM, tapi data anak menurut Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) ada sebanyak 35.000 Balita," ujar Erna kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (14/01/2020).

10 Persen Balita di Pringsewu Alami Stunting, Diskes Ambil Langkah Ini

Daun Kelor, dari Mistik hingga Cegah Stunting di Masyarakat Lewat Gertak Pelor di Way Panji Lamsel

Tak Dipinjami Motor, Seorang Pemuda Aniaya Perempuan 40 Tahun dan Rampas Motornya

Jadwal dan Harga Rute Penerbangan Radin Inten II-M Taufik Kiemas, 7 Februari 2020 Dibuka Lagi

"Untuk itu, kami masih akan melakukan pemantauan status gizi kembali dengan cara sweeping sampai ke pekon-pekon dan pemangku di seluruh kecamatan untuk memastikan apakah data kami benar-benar sudah valid atau belum," lanjut Erna Yanti.

Erna Yanti menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Disdukcapil Lamber tentang jumlah Balita yang terdaftar di Lambar.

"Itu akan menjadi salah satu PR kami,” tambah Erna Yanti.

Menurut Erna Yanti, sebagai bentuk pencegahan dan penanggulangan, Diskes Lamber mempunyai program 1.000 Hari Pertama Kelahiran yang berbentuk intervensi sensitif dan intervensi spesifik.

Intervensi sensitif dengan rincian, jelas Erna Yanti, seperti akses ketersediaan air bersih, jamban sehat yang dilakukan juga kepada aparat pekon, fortifikasi bahan pangan, pendidikan gizi masyarakat.

Kemudian, lanjut Erna Yanti, pemberian pendidikan dan pola asuh dalam keluarga, pemantapan akses dan pelayanan KB, JKN dan jaminan persalinan, pemberian edukasi kesehatan reproduksi.

Sementara untuk intervensi spesifik, kata Erna Yanti, yakni memberikan tablet besi folat pada bumil, PMT bumil kurang energi kalori, promosi dan konseling IMD inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif.

"PMBA atau pemberian makanan bayi dan anak, pemantauan pertumbuhan posyandu, imunisasi, vitamin A, pemberian taburia pada Balita," ungkap Erna Yanti.

Bentuk penanganan stunting sendiri, menurut Erna Yanti, untuk di bawah dua tahun masih bisa diselamatkan secara psikisnya.

"Jika sudah lebih dari itu akan susah, kemungkinan hanya bisa membantu fisiknya saja,” tutur Erna Yanti.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved